Batang  

Jelang Pilkada 2024, MPR RI Gelar Wayang Kulit di Desa Gringgingsari Batang

Sebagai upaya melestarikan budaya sekaligus menyatukan warga, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menggela
Sebagai upaya melestarikan budaya sekaligus menyatukan warga, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menggela

Batang, diswaypekalongan.id – Sebagai upaya melestarikan budaya sekaligus menyatukan warga, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menggelar wayang kulit semalam suntuk di Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang.

Pagelaran yang berlangsung Minggu 15 September 2024 malam ini mengusung lakon “Pandu Suwargo” oleh dalang kondang, Ki Atmo Subarno dilaksanakan dalam rangka jelang Pilkada serentak 2024.

Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah menyatakan bahwa, pagelaran wayang kulit bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk memberikan tuntunan dan pesan-pesan moral.

“Membawa wayang ke sini bukan hanya untuk menghibur, tapi juga sebagai upaya kita melestarikan kebudayaan daerah. Wayang itu bukan sekadar tontonan, tapi juga tuntunan,” ungkap Siti Fauziyah seperti dilansir dari batangkab.go,id.

Menurutnya, ada nilai-nilai yang bisa diambil, terutama di tengah Pilkada ini, penting untuk tetap menjaga persatuan.
Selain wayang, acara ini juga menampilkan tarian anak-anak yang menggemaskan, seperti tarian Babalu dan peragaan batik Gringsing, yang merupakan ikon budaya lokal.

Tarian-tarian ini menunjukkan bahwa seni dan budaya bisa menjadi sarana untuk mempererat kerukunan.
Fauziah juga menekankan pentingnya kerja sama dalam kehidupan sehari-hari, dengan mencontohkan para pemain gamelan yang tampil dalam acara tersebut.

“Kalau pemain gamelannya tidak bekerja sama, musik yang dihasilkan pasti tidak enak didengar. Ini juga berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Kerukunan dan kerja sama sangat penting, terutama di masa Pilkada. Pilihan boleh berbeda, tapi kita harus tetap rukun dengan tetangga,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gringgingsari Khoirudin menyampaikan, apresiasi yang besar kepada MPR RI yang telah menghadirkan pagelaran wayang ini di desanya.

“Kami sangat bersyukur karena tanpa harus mengajukan proposal, kegiatan ini diberikan kepada kami. Ini kali kedua pagelaran wayang diadakan di sini, setelah yang pertama pada tahun 2020,” tuturnya.

Baca Juga:  Polres Batang Siap Amankan Arus Mudik Lebaran 2025

Menurut Khoirudin, kegiatan seperti ini tidak hanya menghibur masyarakat tetapi juga mengingatkan pentingnya melestarikan seni budaya Jawa.

“Wayang adalah warisan budaya yang harus dijaga, dan dari desa inilah kita memulai pembangunan negara. Jika desa maju, maka negara pun akan maju. Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat yang telah memberikan hiburan ini kepada masyarakat,” tegasnya.

Khoirudin juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga persatuan di tengah perbedaan pilihan politik dalam Pilkada mendatang.

“Membangun desa itu harus dimulai dengan menjaga kerukunan. Walaupun pilihan kita nanti berbeda, kita tetap harus hidup rukun sebagai tetangga. Jangan sampai perbedaan ini merusak kebersamaan kita,” ujar dia.

Pagelaran wayang kulit ini menjadi simbol bahwa meski ada perbedaan dalam pilihan politik, nilai-nilai persatuan, kebersamaan, dan kerja sama tetap menjadi yang utama.