Kajen  

Kades Wuled Pekalongan Digeruduk Warga di Balai Desa, Ini Tuntutannya

AKSI: Ratusan warga Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan menggelar aksi menuntut kades mundur
AKSI: Ratusan warga Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan menggelar aksi menuntut kades mundur

Kajen, diswaypekalongan.id – Ratusan warga Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, menuntut Kepala Desa mereka Wasduki Djazuli untuk mundur.

Tuntutan itu diwujudkan dalam aksi demonstrasi di depan balai desa. Warga juga membawa berbagai tulisan, mulai dari ”Turunkan Kades Korup”, ”Turunkan Kepala Desa Wuled Yang Sombong dan Arogan” dan lain sebagainya.

“Kami menuntut dengan legowonya untuk mundur. Kami berharap semua BPD desa Wuled untuk mundur, kalau tidak mundur kami akan mengerahkan lebih banyak lagi,” kata perwakilan warga, Budi Pranoto, Rabu 18 September 2024.

Aksi tersebut dilanjutkan dengan mediasi antara perwakilan warga yang didampingi LBH Adhyaksa dengan Kades Wuled Wasduki Djazuli di aula Balai Desa.

Kades Wuled dicecar warga tentang berbagai hal mulai dari dugaan penjualan tanah kas desa, penghentian even yang jadi ikon desa, keterlambatan pembayaran PBB dan lain sebagainya.

Budi pun menyatakan tahu tentang penjualan tanah kas desa dari pembelinya.

“Dia tanya (ke kades) kalau mau bangun rumah di sini bisa? Dijawab bisa bayar Rp 20 juta, karena dia (Kades) beli Rp 50 juta, maka harus bayar Rp 70 juta lewat dia,” ucapnya dalam bahasa jawa.

Kuasa hukum warga dari LBH Adhyaksa, Imamul Abror berjanko melanjutkan proses protes warga ini ke ranah formal.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyurati Inspektorat hingga Bupati Pekalongan.

“Banyak penyelewangan, banyak hal hal yang tidak melibatkan warga. Bahkan sampai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pun warga meminta, juga tidak diberikan dengan alasan tidak masuk akal,” ucapnya.

Di sisi lain, Kades Wuled, Wasduki Djazuli membantah semua tudingan warga yang ditujukan padanya.

Ia menegaskan tidak menjual aset desa satu pun. Namun diakuinya ada satu aset desa yang bersertifikat.

Baca Juga:  Sejarah Tapak Menjangan di Pekalongan, Berawal Pembukaan Lahan Kakak Beradik Singa Loh dan Singa Aji

“Ada satu yang belum berserfitikat tapi ada bangunan KUD dan Puskesmas. Nanti kalau saya sertifikatkan, jadi sertifikat di dalam sertifikat,” tuturnya.

Wasduki pun menolak untuk mengundurkan diri dan memilih untuk bekerja seperti biasanya usai aksi tersebut.