Tegal  

Menara Waterleiding Tegal, Bangunan Peninggalan Belanda yang Dulunya Sebagai Penanda Waktu Berbuka Puasa

Bangunan Menara Waterleiding Tegal peninggalan kolonial Belanda yang masih kokoh berdiri hingga sekarang
Bangunan Menara Waterleiding Tegal peninggalan kolonial Belanda yang masih kokoh berdiri hingga sekarang

Tegal, diswaypekalongan.id – Kalau kamu sedang berkunjung ke alun-alun Kota Tegal pastinya melihat bangunan menara tinggi berwarna putih tinggi itu adalah Menara Waterleiding Tegal. 

Bangunan itu adalah Menara Air PDAM Kota Tegal. Masyarakat disini lebih mengenalnya dengan sebutan Menara Waterleiding Tegal. Untuk lokasinya sendiri di Jalan Pancasila Kota Tegal.

Menara Waterleiding Tegal merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda dan dibangun tahun 1931. Tinggi menara ini mencapai 30 meter dengan luas bangunan 95 meter dan berdiri di lahan seluas 4.058 meter.

Meskipun usianya sudah cukup tua, tapi bangunan menara air ini tetap berdiri kokoh. Keberadaan bangunan ini menjadi bukti jejak Hindia Belanda yang memberikan ketersediaan air bagi masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya.

Bangunan ini menjadi bukti infrastruktur Kotapraja Tegal yang dikenal sebagai gemeente Tegal dalam menyediakan suplai air bersih. Dibangun oleh Tower Waterleiding beedrif of Province Midden Java sebagai implementasi pelaksanaan politik dirancang tahun 1917.

Berganti Nama Suwindo

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai dengan 1945 bangunan ini berfungsi sebagai menara air bersih tetap dengan nama Suwindo yang artinya pipa air.

Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia bangunan ini menjadi bagian dari perusahaan Saluran Air Minum (SAM) hingga tahun 1975 dan berganti menjadi perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Sebagai Penanda Waktu Buka Puasa

Menara Waterleiding Tegal dulunya menjadi alat penanda waktu berbuka puasa. Dahulu pada saat Bulan Ramadhan bangunan ini akan membunyikan sirine pada saat memasuki waktu berbuka puasa untuk wilayah Tegal.

Bunyi khas dari sirine yang berada di puncak menara air ini dapat terdengar hingga beberapa kilometer di wilayah Tegal. Suara dari menara air ini menjadi hal yang paling ditunggu oleh warga Tegal saat itu terutama di Bulan Ramadhan.

Baca Juga:  Berdiri Sejak 1908! SDN Adiwerna 1 Sebagai Salah Satu Sekolah Dasar Pertama di Tegal, Apakah Ada Alumni Sini?

Dikutip dari buku “Melihat Sejarah Tegal Dari Sisi Nusantara dan Kolonial” karya dari Ahmad Zaubaedi dan Bijak Cen Sukarno, tulisan pada prasasti tersebut memiliki arti bangunan berdiri sejak tahun 1930.

Lalu dijelaskan juga pada bagian depan setelah pintu gerbang terdapat plakat yang terdapat tulisan yang memiliki arti ”Batu peringatan ini diresmikan pada 5 Maret 1932, mengaliri pipa air untuk Tegal dan sekitarnya”.

Menandakan kalau Menara Waterleiding Tegal diresmikan pada 5 Maret 1932 atau dua tahun setelah berdiri.

Pengibaran Bendera Merah Putih

Selain menjadi penampungan air bersih, karena tingginya Menara Waterleiding Tegal dahulu juga dimanfaatkan sebagai tempat pengibaran bendara merah putih pada tahun 1945. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa Indonesia sudah merdeka.

Bangunan tersebut menjadi saksi bisu pergerakan para laskar pejuang kemerdekaan di Tegal. Karena saat itu banyak masyarakat yang belum percaya atas kemerdekaan Indonesia.

Untuk meyakinkan masyarakat, mereka naik ke atas menara dan mengibarkan bendera merah putih.

Lebih lanjut di dalam bangunan Menara Waterleiding Tegal juga terdapat ruangan untuk penempatan peninggalan-peninggalan yang menjadi bukti, seperti pipa-pipa yang digunakan.

Namun masyarakat tidak disarankan untuk menaiki menara ke atas karena struktur bangunannya sudah tua dan mengkhawatirkan.

Tapi untuk saat ini Menara Waterleiding Tegal jadi spot foto menarik apalagi kalau di malam hari karena terdapat lampu warna-warni yang menghiasinya. Selain itu karena adanya perbaikan infrastruktur di sekitar lokasi oleh Pemerintah Kota Tegal.

Itu dia pembahasan mengenai Menara Waterleiding Tegal yang menjadi saksi sejarah pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur Kota Tegal. Semoga bermanfaat.