Belajar Penguatan Karakter, Guru di Kota Pekalongan Nobar Film Anak-anak

NOBAR: Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Zaenul Hakim saat nobar film Buku Harianku.
NOBAR: Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Zaenul Hakim saat nobar film Buku Harianku.

Pekalongan, diswaypekalongan.id – Belajar penguatan karakter tidak melulu harus di dalam kelas ataupun diklat. Menonton film pun bisa jadi satu sesi pembelajaran.

Hal itulah yang dilakukan  Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan bersama Forum Pemuda Pelopor mengadakan nobar Film Buku Harianku di XXI Transmart Pekalongan.

Seratusan kepala sekolah serta guru se-Kota Pekalongan menyaksikan film tentang penguatan karakter itu.

“Dari film ini kita belajar para orang tua punya pola asuh bagaimana penguatan karakter peserta didik dan orang tua ke anaknya,” kata Kepala Dindik Kota Pekalongan, Zainul Hakim, Kamis 19 September 2024.

Ia bercerita film dengan judul Buku Harianku punya cerita yang yang bagus.

Perwakilan Forum Pemuda Pelopor Jakarta sekaligus Koordinator Lapangan Nobar Buku Harianku, Fenty Khoiriyani menyebut program nobar ini bagian dari penguatan pendidkan karakter anak.

Program itu sudah terselenggara 4-5 tahunan dengan menyasar para pelajar.

“Untuk di Pekalongan ini kami undang tenaga pengajar terlebih dahulu agar memahami yang disampaikan, guru harus tau dulu apa yang ditonton. Kalau dari sisi anak kami ingin memberikan penguatan karakter melalui media film,” bebernya.

Ia menyebut sistem nobar bisa dipakai para guru mengajar peserta didik dalam kurikulum merdeka.

Fenty menyebut film lebih mudah diserap anak. Ditambah lagi nilai-nilai yang telah disisipkan melalui film.

Sinopsis Film Buku Harianku

Buku Harianku mengangkat kisah tentang Kila (Kila Putri Alam).

Ia adalah anak perempuan yang selalu menuangkan apapun termasuk isi hatinya ke dalam buku harian.

Ibunya, Riska merupakan single parent. Suatu hari, Kila dan keluarganya berencana untuk pergi liburan, namun rencana itu gagal.

Tak hanya itu, Kila dititipkan pada kakeknya, Prapto, yang tinggal di Sukabumi.

Baca Juga:  Tekan Rokok Tanpa Pita Cukai yang Rugikan Negara, 50 Ribu Batang Rokok Ilegal Dimusnahkan di Pekalongan

Ternyata Kakek Prapto tidak begitu suka dengan anak kecil, karena dianggap sebagai pengganggu dan kerap merepotkan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu hubungan keduanya semakin dekat.

Kila juga bertemu lagi dengan sahabatnya, Rintik, seorang penyandang disabilitas yang pemalu namun memiliki keberanian yang tinggi.