Tegal, diswaypekalongan.id – Siapa nih yang suka berbelanja kebutuhan pokok di Pasar Pagi Kota Tegal? Tempat ini merupakan kawasan perdagangan tradisional terbesar di Kota Tegal.
Tapi kamu sudah tahu belum mengenai sejarah di Pasar Pagi Kota Tegal? Kalau belum tahu yuk sama-sama kita bahas di dalam artikel kali ini.
Jangan lupa membacanya hingga selesai supaya mendapatkan wawasan baru.
Menurut sejarah, bahwa sejak zaman kolonial Kota Tegal sudah terkenal sebagai wilayah strategis. Bahkan di tahun 1927 Kota Tegal pernah menjadi Ibukota Karesidenan Brebes, Tegal dan Pemalang atau Bregasmalang.
Maka tak heran kalau di Tegal banyak bangunan yang memiliki nilai sejarah. Hal itu bisa kita lihat dari bangunan legendaris peninggalan masa lalu yang menandakan Kota Tegal sudah berkembang sejak zaman dahulu.
Dari Pihak Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) pernah melakukan pencatatan beberapa bangunan yang terindikasi sebagai cagar budaya. Salah satu bangunan yang terindikasi cagar budaya yakni “Benteng Pasar Pagi Kota Tegal“.
Sejarah Benteng Kaloran Pasar Pagi Kota Tegal
Dulunya Tegal merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Mataram, maka kelengkapan pusat kota ( kota raja) banyak dipengaruhi gaya Mataraman dengan kelengkapan bangunan.
Di Pasar Pagi Kota Tegal sendiri berdiri sebuah eks Benteng Kaloran yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Mangkusuman, Tegal Timur, Kota Tegal.
Bentuk benteng yang terbuat dari batu bata tebal dengan pilar-pilar berbentuk benteng berdiameter panjang 6 meter lebar 6 meter dan tinggi 3,5 meter.
Bahwa kedua benteng tersebut merupakan pintu masuk menuju keraton Kaloran. Benteng melapisi kediaman Adipati Tegal dan pusat pemerintahan kadipaten Tegal. Sebelumnya pusat pusat pemerintahan Tegal ada di wilayah Kraton Tegal.
Untuk wilayah keratonnya berada dalam benteng dikenal “Jero Banteng”. Adapun Jero Banteng sendiri adalah Pendopo Kaloran, dimana tempat tersebut digunakan sebagai pusat pemerintahan Bupati Tegal dan tempat pejabat teras, sebelum akhirnya dipindahkan ke Slawi.
Kaloran menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat kota. Menariknya kampung-kampung di sekitarnya berkaitan dengan pejabat pemerintahan. Contohnya Sentana yang artinya prajurit.
Lalu terdapat nama Pungkuran yang artinya membelakangi dan letaknya berada di Jl. Kartini dan Jl. AR Hakim sekarang ini.
Kampung ini membelakangi wilayah pusat pemerintahan Tegal yang berada di Kaloran.
Pungkuran juga tempat abdi dalem yang merawat kuda milik Adipati serta tukang pungkur rumput.
Selain itu, ada juga kampung Mangkusuman yang merupakan tempat pejabat tinggi bernama Mangkusuman.
Bangunan Benteng Kaloran ini saat masih dibawah Pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1920 sempat dijadikan gardu listrik untuk menghidupi aliran listrik di Kota Tegal.
Benteng Kaloran Pasar Pagi Kota Tegal Masih Kokoh Berdiri
Benteng Kaloran masih berdiri hingga sekarang dan masih mempertahankan sepasang bangunan benteng tersebut sebagai pilar pintu masuk di Pasar Pagi Kota Tegal.
Pasar Pagi Kota Tegal sampai saat ini telah mengalami banyak perubahan, akan tetapi tanpa menghilangkan jejak sejarahnya.
Renovasi pasar ini memakan waktu sepuluh tahun dan selesai pada tanggal 18 April 2008 saat Pasar Pagi Kota Tegal diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz.
Bahkan saat ini, Pasar Pagi Kota Tegal telah berkonsep modern dan memiliki tiga lantai dan tiga blok yaitu A, B, C yang menampung lebih dari 2000 pedagang.
Demikian pembahasan mengenai sejarah Benteng Kaloran Pasar Pagi Kota Tegal. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan baru.