Tegal, diswaypekalongan.id – Tak hanya hotel, stasiun, kantor pos, gedung ada juga makam yang merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda. Makam tersebut yakni makam Kerkhof Hang Tuah Tegal.
Makam Kerkhof Hang Tuah Tegal lokasinya berada di Jalan Hang Tuah No 16, Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
Secara historis, Kota Tegal sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai pusat perdagangan. Secara letak, Kota Tegal juga dianggap sebagai kota yang strategis.
Maka tidak mengherankan jika sampai saat ini, di Kota Tegal masih berdiri kokoh sejumlah bangunan yang mengandung nilai sejarah. Salah satunya yakni makam Kerkhof Hang Tua Tegal.
Dulunya makam Kerkhof Hang Tuah Tegal diisi oleh makam-makam para pejabat tinggi dan orang-orang Belanda pada masa itu. Tak hanya para pejabat tinggi pemerintahan saja yang dimakamkan di sini.
Diantaranya ada makam-makam pejabat tinggi, ada pula makam dokter, juru tulis, guru, ahli botani, pastur hingga makam tentara.Dalam komplek makam Kerkhof Hang Tuah Tegal berisikan puluhan makam Belanda yang terlihat dengan batu nisan sangat khas.
Menurut catatan sejarah, pada tahun 2000 an komplek makam Kerkhof Hang Tuah Tegal awalnya memiliki 1.253 makam orang Belanda, namun berjalannya zaman hanya tersisa puluhan yang nampak.
Terdapat makam yang cukup terkenal di komplek makam Kerkhof Hang Tuah Tegal yakni makam Pieter Van De Poel yang diketahui lahir pada 1786 dan wafat tahun 1833.
Disini juga terdapat sebuah prasasti makam Residen yang tertulis nama De Weled Zeer Gest Heer Pieter Van De Poel bersama dengan istrinya.
Bentuk makamnya unik, berbentuk persegi dan berwarna putih, namun kondisinya kurang begitu terawat karena banyak ditemukan semak belukar.
Beliau adalah salah satu Residen Tegal, 1729 sampai 1898, Tegal dinyatakan sebagai Gewest daerah Tegal setara karesidenan yang harus dipimpin oleh seorang Belanda.
Dan Tegal sebagai ibukotanya, wilayah Gewest ini meliputi Kabupaten Tegal, Pemalang dan Brebes. Tempat berkantor Residen Tegal berada di gedung DPRD Kota Tegal atau biasa disebut Balaikota Lawas.
Disini juga ada tempat khusus makam tentara belanda di era agresi militer I dan II, makamnya ditempatkan khusus seperti didalam sebuah bangunan berbentuk kotak.
Bahkan dalam kompleks pemakaman ini terdapat sebuah makam yang berusia 200 tahun milik orang Belanda saat itu.
Di makam Kerkhof Hang Tuah Tegal memiliki bentuk nisan di setiap makamnya yang cukup unik dan beragam menyesuaikan dengan agama atau kepercayaan masing-masing.
Dikatakan terdapat makam yang telah berusia lebih dari 200 tahun lebih tua dari makam Pieter Van De Poel tahun 1833.
Beberapa orang Belanda juga sempat mengunjungi komplek pemakaman ini untuk berziarah dan mencari jejak keluarganya yang sempat tinggal di Tegal.
Sebagian blok makam juga masih dimanfaatkan sebagai pemakaman untuk etnis Tionghoa di Kota Tegal.
Makam Kerkhof Hang Tuah Tegal tidak hanya terdapat makam masyarakat Belanda saja, disini juga ada makam Kristen, Jawa dan Tionghoa. Semua makam berbeda, menyesuaikan dengan agama dan kepercayaan yang dianut.
Kini komplek makam Kerkhof Hang Tuah Tegal sedang dilakukan upaya untuk penyelamatan makam-makam yang tersisa oleh sebuah komunitas Tegal History.
Demikian pembahasan mengenai sejarah Makam Kerkhof Hang Tuah Tegal. Semoga bermanfaat, ayo jangan lupakan sejarah.