Slawi, diswaypekalongan.id – Peninggalan pabrik gula bekas zaman kolonial Belanda tak hanya ada di Pangkah, Banjaratma, Jatibarang ternyata ada juga di Pagongan. Nah yang akan kami bahas yakni sejarah Pabrik Gula Pagongan.
Pabrik Gula Pagongan atau Suikerfabriek Pagongan adalah salah satu perusahaan industri gula yang pernah berdiri pada masa Hindia Belanda.
Pabrik ini didirikan oleh Otto Carel Holmberg pada tahun 1848 yang sebelumnya telah mendirikan Pabrik Gula Jatibarang dan Pabrik Gula Adiwerna.
Berdirinya Pabrik Gula Pagongan ini tidak lepas dari kerja keras Holmberg yang berkeinginan mendirikan perusahaan industri gula.
Pada awalnya Holmberg bekerja sama dengan Lucassen, akan tetapi karena beberapa masalah niat keduanya untuk bekerjasama membangun sebuah perusahaan industri gula akhirnya mengalami kegagalan.
Lucassen memiliki bekerjasama dengan Hoevenaar dan mereka berdua diberi sistem kontrak gula dan dana sebesar 120.000 gulden untuk pembelian mesin dan 130.000 gulden untuk membangun pabrik.
Kemudian keduanya membangun pabrik gula di sekitar Slawi yaitu Pabrik Gula Dukuhwringin dan Pabrik Gula Kemanglen.
Sementara Holmberg berdiri sendiri lalu meminta dan memperoleh kontrak gula.
Akan tetapi Holmberg hanya mendapatkan dana sebesar 80.000 gulden saja yang berarti bahwa ia harus menginvestasikan lebih banyak dari modalnya sendiri.
Holmberg yang hanya bermodal uang 80.000 gulden itu memberanikan diri untuk membuat dua pabrik gula sekaligus.
Pada tahun 1841 Holmberg membangun Pabrik Gula Adiwerna dan memulai pembangunan konstruksi awal Pabrik Gula Jatibarang.
Kemudian setelah berhasil mendirikan dua buah pabrik gula, Holmberg membangun sebuah pabrik gula lagi yang letaknya berada di dekat kawasan Makam Tegal Arum. Maka Holmberg mendirikan Pabrik Gula Pagongan yang dibangun pada tahun 1848.
Seiring berjalannya waktu perusahaan pabrik gula milik Holmberg ini mencapai kesuksesan dan mampu mengalahkan kesuksesan Lucassen dan Hoevenaar.
Karena itu Holmberg disebut sebagai pengusaha paling sukses yang dipunyai oleh Belanda.
Terdapat Stasiun Pagongan
Disekitar Pabrik Gula Pagongan juga pernah berdiri sebuah Stasiun kecil yang bernama Stasiun Pagongan, Stasiun Pagongan masih salah satu warisan Perusahaan Perkeretaapian JSM (Java Spoorweg Matschappij) dengan relasi perjalan Tegal – Balapulang PP yang pernah berjaya di era tahun 1895.
Bekas Stasiun Pagongan yang berdiri tidak jauh dari lokasi Pabrik Gula Pagongan kini sudah hancur, hanya menyisakan emplasment dan ruang loket pembelian karcis pada masa itu, ruang loket tersebut kini sudah beralih fungsi menjadi sebuah warung makan.
Berakhirnya Pabrik Gula Pagongan
Meskipun bernama Pabrik Gula Pagongan tetapi letaknya bukan di Pagongan sendiri, melainkan berada di sekitar Pepedan, Dukuhturi Tegal.
Pabrik Gula Pagongan sudah lama tidak beroperasi pada masa penduduk Jepang pada tahun 1942. Saat itu bangunan pabrik gula ini juga ikut dirusak oleh Jepang.
Pada tahun 1957 Pabrik Gula Pagongan dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia, namun pada akhirnya tahun 1970 an Pabrik Gula Pagongan dibongkar, bangunan utama pabrik ini dibongkar.
Bekas Bangunan Pabrik Gula Pagongan Sekarang
Untuk saat ini komplek Pabrik Gula Pagongan telah menjadi pangkalan militer Kodim 0712 Pagongan Tegal dan sebagian lokasi pabrik menjadi Pasar Pepedan.
Di sekitar Kodim Pagongan dan Pasar Pepedan masih terdapat beberapa sisa-sisa dari Pabrik Gula Pagongan salah satunya seperti terdapat tower air kecil di pertigaan Kodim dan terdapat juga sisa tempat pembakaran ampas tebu dan lain-lain.
Demikian pembahasan mengenai sejarah dari Pabrik Gula Pagongan. Yuk jangan lupakan sejarah, semoga bermanfaat.