Tegal  

Kisah Dibalik Mata Air Tuk Dandang di Desa Kalisoka Tegal, Dipercaya Bisa Menyembuhkan Segala Penyakit

Mata air Tuk Dandang di Desa Kalisoka
Mata air Tuk Dandang di Desa Kalisoka

Slawi, diswaypekalongan.id –  Apakah kamu pernah mendengar ada sebuah mata air yang tidak pernah kering meskipun musim kemarau melanda? Ya memang adanya yakni mata air Tuk Dandang. 

Diketahui mata air Tuk Dandang ini terletak di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Mata air ini dikeramatkan oleh warga sekitar dan berada di wilayah yang terdapat banyak makam para wali.

Kalau dilihat sekilas mata air Tuk Dandang terlihat seperti mata air pada umumnya berupa kolam berukuran kecil yang diberi tambahan pipa untuk mengalirkan air tersebut.

Selain itu mata air Tuk Dandang ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Maka tidak heran jika tempat ini dijadikan sebagai destinasi wisata religi dan sejarah yang banyak dikunjungi.

Menurut para sesepuh disana, dan salah satunya Mbah Tono yang merupakan juru kunci mata air Tuk Dandang.

“Waktu saya masih kecil, Tuk Dandang sudah ada. Persisnya, tahun berapa Tuk Dandang ada di wilayah Pedukuhan Dukuh, saya tidak tahu. Masyarakat hanya bilang, Tuk Dandang sudah ada sejak zaman Raden Purbaya bermukim di Desa Kalisoka,” ujarnya.

Menurut sejarahnya yang disebutkan di Channel YouTube Sarkub Indonesia, Tuk Dandang ini kisahnya tak lepas dari Pangeran Purbaya.

Menurut kisah serta cerita, di Desa Kalisoka ini pernah dilanda kekeringan kemarau panjang hingga semua warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan.

Sehingga waktu itu Pangeran Purbaya (Sayyid Abdul Ghofar) demi mendapatkan air untuk kebutuhan masyarakat mencari lokasi hanya memungkinkan ada sumber mata airnya.

Setelah berhari-hari mencari tanah subur yang diprediksi terdapat sumber air, lalu Pangeran Purbaya menemukan sebuah gundukan tanah yang berbentuk Dandang yang menyimpan sumber air.

Baca Juga:  5 Tradisi Adat Istiadat di Tegal yang Masih Eksis hingga Sekarang

Kemudian setelah Pangeran Purbaya bermunajat dan berdoa kepada yang maha kuasa, lalu tanpa ragu lagi Pangeran Purbaya menancapkan tongkatnya ke gundukan tanah yang berbentuk Dandang tersebut, lalu keluar air dari dalam tanah begitu deras.

Lama-lama dari mata air itu terbentuk sebuah Sungai yang hingga saat ini Sungai tersebut dikenal dengan nama Sungai Sibebek dan tidak pernah surut atau kering hingga saat ini.

Namun nama Tuk Dandang sendiri tidak diketahui dari mana asal sebutan tersebut, namun istilah dandang sendiri berasal dari bentuk mata air tersebut.

Akan tetapi ada kemungkinan besar bahwa nama tersebut berhubungan dengan mata air yang berada di dalam gundukan tanah, yang berbentuk Dandang.

Kondisi air dari mata air Tuk Dandang ini sangat jernih dan segar serta tidak pernah hilang dan surut meskipun banjir besar pernah melanda Desa Kalisoka beberapa kali.

Banyak jemaah padepokan sekitar Desa Kalisoka, Kabupaten Tegal yang menggunakan mata air Tuk Dandang untuk mandi sebelum berhajat atau shalat taubat dan berdoa.

Air alami keluar dari dalam tanah, membuat mata air Tuk Dandang dikeramatkan dan dipercaya sebagai air yang sangat berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit.

Di sekitar lokasi mata air Tuk Dandang ini terdapat pesawahan desa dan pemakaman di seberang sungai, sungai tersebut mengalir dari arah selatan ke utara.

Lokasi mata air Tuk Dandang ini berada di sebelah utara berjarak sekitar 2 kilometer dari makam Pangeran Purbaya(Sayyid Abdul Ghofar). Dari ujung utara terdapat makam Mbah Anggawana dan ke sebelah selatan ada makam Sayyid Abdul Ghofar Pangeran Purbaya serta makam Nyai Ageng Rorogiyanti Subalaksana.

Itu dia informasi mengenai asal usul mata air Tuk Dandang yang ada di Desa Kalisoka, Tegal. Semoga bermanfaat.