Tegal, diswaypekalongan.id – Kalau mendengar wayang pastinya kita tahu bentuknya seperti boneka yang terbuat dari kayu ditambah pakaian maupun aksesoris dan dimainkan oleh seorang dalang.
Wayang ternyata terdapat 28 jenis macamnya salah satunya seperti wayang banjar, wayang palembang, wayang topeng, wayang jemblung, wayang beber, wayang menak, wayang klithik, wayang golek cepak. Nah yang akan kami bahas di dalam artikel kali ini yakni wayang golek cepak dari Tegal.
Keunikan dari wayang golek cepak ini yaitu bahan dasarnya yang menggunakan kayu kedondong jaran, dimana kayu ini dinilai memiliki daya tahan yang lama dan kuat. Selain itu, alat yang digunakan untuk mewarnainya yaitu cat semprot kendaraan bermotor.
Tokoh wayang golek cepak ini yang sekaligus menjadi maskot daerah Kabupaten Tegal bernama Lupit dan Slenteng.
Ki Enthus Susmono sebagai salah satu dalang asal Kabupaten Tegal terkenal akan upayanya dalam melestarikan wayang golek cepak ini.
Karena beliau mendirikan tempat yang bernama “Umah Wayang”, dimana tidak hanya wayang golek cepak saja yang ada di dalamnya, tapi juga terdapat wayang yang menjadi produk khas beberapa daerah.
Tempat tersebut dapat dikunjungi oleh siapapun yang ingin belajar dan mengetahui tentang pewayangan. Bahkan beliau pula lah yang membuat tokoh Lupit dan Slenteng tersebut.
Saat pertunjukan wayang golek cepak yang dimainkan oleh dalang Ki Enthus Susmono ini sangat disukai semua kalangan masyarakat.
Karena terdapat pesan moral yang disampaikan di dalam pertunjukan dengan bahasa yang mudah dipahami dan diselingi bahasa candaan yang membuat para penonton tertawa terbahak-bahak.
Wayang golek cepak juga pernah memerankan cerita legendaris maupun mitologis lokal, seperti cerita Dewi Sri, Ratu Pantai Selatan, Ramayana, Mahabharata, dan masih banyak lagi.
Selain untuk seni pertunjukan, wayang golek cepak ini juga kadang dijadikan sebagai bagian dari ritual dan upacara adat. Dan biasanya pertunjukan wayang golek cepak Tegalan ini sering digelar dalam acara pernikahan, khitanan, maupun peringatan besar.
Sejarah Wayang Golek Cepak
Wayang golek pertama kali dilakonkan dengan cerita panji dan dikenal sebagai wayang golek menak. Konon, wayang golek cepak tegalan mulai muncul pada masa Panembahan Ratu, cicit Sunan Gunung Jati (1540-1650), di daerah Cirebon.
Wayang ini disebut wayang golek papak atau wayang cepak karena bentuk kepalanya yang datar. Pada zaman Pangeran Girilaya (1650-1662), wayang cepak dilengkapi dengan cerita dari babad dan sejarah tanah Jawa, dengan fokus pada penyebaran agama Islam.
Pengrajin Wayang Golek Cepak Tegalan
Pengrajin wayang golek cepak yakni Wahyo yang lokasinya di Kelurahan Sumurpanggang, Margadana Kota Tegal.
Dibantu ayah dan adiknya, Wahyo masih aktif memproduksi Wayang Golek Cepak Tegal hingga usianya kini menginjak 40 tahun. Hal itu sebagai bentuk kepeduliannya terhadap warisan budaya Tegal.
Keahliannya mengukir golek cepak didapat secara turun temurun dari keluarganya. Wahyo merupakan generasi keempat yang melestarikan wayang golek ini.
Selain memproduksi wayang golek untuk pementasan, dia juga memproduksi wayang yang bisa dibeli para kolektor dan wayang mainan.
Dalam pembuatan Wayang Golek Cepak, ia menggunakan kayu kedondong jaran. Menurutnya, kayu tersebut awet dan anti hama. Untuk satu buah golek, ia membutuhkan waktu sekitar satu minggu pengerjaan.
Untuk harga satu wayang golek cepak bermacam-macam yang paling murah ada Rp250.000 dan yang paling mahal mencapai Rp1,5 jutaan.
“Satu golek cepak mainan saya banderol Rp250.000 sampai Rp400.000. Rp400.000 sampai Rp1,5 juta untuk para kolektor, dan Rp1,5 juta ke atas untuk wayang golek jenis pementasan,” ujarnya
Itu dia informasi mengenai wayang golek cepak khas Tegalan. Semoga bermanfaat