Brebes  

Sejarah Desa Kluwut Brebes, Konon Katanya Ada Sebuah Makam Panjang yang Menjaga Desa dari Marabahaya?

sejarah Desa Kluwut Bulakamba Brebes
sejarah Desa Kluwut Bulakamba Brebes

Brebes, diswaypekalongan.id – Artikel kali ini akan membahas sejarah Desa Kluwut. Luas wilayah desa tersebut itu sekitar 7 km² dan terbagi menjadi 16 rukun warga dan 69 rukun tetangga. 

Desa Kluwut Brebes berbatasan langsung dengan beberapa desa di bagian timur. Nama desa yang berbatas ini adalah Desa Grinting, Desa Karangsari, Desa Rancawuluh dan Desa Cipelem.

Lalu di sebelah selatan, Desa Kluwut berbatasan dengan Desa Dukuhlo dan Kecamatan Ketanggungan. Sementara di sebelah barat, Desa Kluwut berbatasan langsung dengan Desa Bulakparen dan Desa Cimohong.

Sejarah Desa Kluwut menarik untuk dibahas. Apalagi konon katanya di desa tersebut ada sebuah makam panjang yang menjaga desa dari marabahaya? Apakah benar demikian?

Berikut ini pembahasan mengenai sejarah Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Sejarah Desa Kluwut Brebes

Dikutip dari laman kluwut.desa.id sejarah dari Desa Kluwut Brebes dimulai dari kepercayaan warga atau seluruh masyarakat Desa Kluwut kepada leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal.

Desa Kluwut disebut sebagai desa terpadat dengan urutan kedua di Kabupaten Brebes karena memiliki penduduk sejumlah 31.565 jiwa. Mata pencaharian mereka sehari-hari nelayan.

Nama Kluwut dalam bahasa jawa dan bahasa Indonesia berarti “ wutuh “ atau tetap utuh/bulat. Yang artinya walaupun Desa Kluwut ada musibah ataupun leluhur kita merasa terancam, Desa Kluwut beserta isinya tetap utuh, wutuh, tidak ada yang cacat atau terluka.

Di samping itu, sejarah Desa Kluwut didukung oleh warga atau masyarakat sekitar Desa Kluwut yang banyak mempercayai adanya penjaga atau pelindung desa.

Seperti adanya makam dawa yang dipercayai sampai sekarang dapat melindungi Desa Kluwut agar tetap utuh dan terhindar dari segala bahaya.

Baca Juga:  Pesona Wisata Curug Tonjong Dukuh Buadil, Hilangkan Penat dari Ramainya Perkotaan

Disebut “makam dawa“ karena memang makamnya itu panjang, dan panjangnya sekitar 4 meter. Selain itu makam dawa terdapat sumur tangtu, sumur tangtu/sumur tangtu ialah sumur yang tua yang di percaya adanya makhluk kasat mata yang melindungi Desa Kluwut.

Sumur tangtu dan makam dawa yang melindungi Desa Kluwut dengan cara mendatangkan sebuah mimpi dan mimpi tersebut biasanya dialami oleh orang tertua di desa tersebut.

Di dalam mimpi tersebut terdapat sebuah pesan yaitu tentang bahaya yang akan mengancam desa, tetapi bahaya tersebut bisa diatasi dengan cara menuruti suatu keinginan makam dawa atau sumur tangtu dengan menuruti sesajennya.

Masyarakat Desa Kluwut juga percaya bahwa desanya dilindungi oleh nenek moyang seperti  Mbah Dadung Kawuk, Kyai Rantang Sari dan Nyai Rantang Sari, Mbah Kluwut, Hj. Kasan Bisri, Nyi Gede Selan Pandan.

Hal inilah asal usul dan sejarah Desa Kluwut yang dimulai dengan adanya kepercayaan mistis, dari kepercayaan ini akhirnya dinamakan Desa Kluwut.

Desa Kluwut jadi Pusat Aktivitas Nelayan

Mata pencaharian penduduk Desa Kluwut ini sebagai nelayan. Jika kita melewati jembatan di sebelah barat kantor kelurahan Desa Kluwut, suasana sebagai desa nelayan memang begitu nampak jelas dengan adanya pemandangan melabuhnya ratusan kapal nelayan di sepanjang Sungai Kluwut.

Di Desa Kluwut ini juga terdapat Pusat Pendaratan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang cukup besar. Di desa ini jadi pusat aktivitas nelayan yang mengakibatkan padatnya aktivitas nelayan yang terjadi dari pagi buta hingga malam petang.

Berbagai macam aktivitas nelayan di Desa Kluwut dilakukan seperti jual beli hasil tangkapan ikan, bongkar muat hasil tangkapan, perbaikan jaring dan alat tangkap.

Baca Juga:  Sebanyak 1.047 Jamaah Calon Haji Kabupaten Brebes Siap Berangkat 3 Mei 2025

Itu dia informasi mengenai sejarah Desa Kluwut dan berbagai macam aktivitas mata pencaharian sebagai nelayan di desa tersebut. Semoga bermanfaat.