Slawi  

Sejarah Masjid Tukul di Desa Cangkring Tegal, Benarkah Proses Pembangunan hanya Dalam Waktu Semalam?

sejarah Masjid Tukul di Desa Cangkring Kecamatan Talang
sejarah Masjid Tukul di Desa Cangkring Kecamatan Talang

Slawi, diswaypekalongan.id- Artikel kali ini akan membahas sejarah Masjid Tukul yang ada di Desa Cangkring, Kecamatan Talang. Menurut kabar yang beredar masjid ini proses pembangunannya hanya dalam waktu semalam saja, apakah benar demikian? 

Nah buat yang penasaran mengenai sejarah Masjid Tukul jangan lupa baca artikel ini hingga selesai supaya kamu mendapatkan wawasan baru.

Konon Masjid Tukul ini berdiri kokoh sejak 1600-an tahun lalu, tepatnya pada saat zaman Wali Songo. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat Tegal dan sekitarnya, Masjid Tukul tersebut dibangun oleh salah seorang wali.

Sejarah Masjid Tukul ini masih menjadi misteri hingga saat ini. Karena masjid yang satu ini dalam beberapa literatur sejarah dan menurut penuturan warga didirikan oleh Sunan Bonang dan Pangeran Panggung.

Namun dalam catatan lainnya,dibangun oleh Sunan Giri dan kawan-kawannya. Masjid ini proses pembangunannya hanya dalam waktu semalam, malam Jumat Kliwon yang konon katanya dibantu oleh makhluk tak kasat mata. Proses pembangunan masjid tersebut terhenti ketika kepergok oleh warga yang melihat secara langsung proses pembuatan masjid tersebut.

Masjid yang didirikan pada malam Jumat Kliwon itu hingga kini masih dipercaya membawa berkah, dan banyak dijadikan media tafakur bertahajud di malam Jumat Kliwon.

Sejarah Masjid Tukul Awal Mula Berdirinya

Masjid yang berdiri diatas tanah pekarangan milik kakak beradik  Gozali dan Dasijan tersebut diyakini warga setempat dibangun oleh para wali (Auliah). Sebelumnya di tanah pekarangan yang lokasinya di tengah-tengah pemukiman itu hanya berupa hamparan pepohonan bambu dan pisang belaka.

Dari kesaksian Nyai Dasijan (90) istri dari almarhum KH Gofur imam pertama masjid itu menyatakan, dari cerita leluhurnya diatas lahan pekarangan warisan keluarga tersebut sempat dikejutkan adanya bangunan masjid yang seolah-olah jatuh dari langit (tiban).

Baca Juga:  Unik! Tempe Hitam Khas Tegal yang Ada di Desa Kaki Gunung Slamet, Rasanya Gurih dan Nikmat

Masjid itu ada yang mengetahui dibangun oleh bangsa wali seperti Mbah Mudiroh, Mbah Tamolok,  Mbah Sunan Giri, Mbah Saripah Mudain, Mbah Samuluk, Mbah Kuwu Bagus dan Mbah Danung.

“Pembuatan masjid memang dilakukan tengah malam pada pukul 01.00 WIB, dan berhenti ketika ada seorang pencari daun memergoki aktifitas itu pada pukul 03.00 WIB,” ujarnya.

Dia juga mengakui dalam perjalanan waktu, imam masjid itu telah mengalami pergantian selama sebelas kali.

Seiring dengan perkembangan zaman, masjid tiban sebutan lain dari Masjid Tukul itu telah mengalami renovasi hampir di setiap ruangnya. “Piranti yang masih ada dan belum dihilangkan oleh peradaban adalah ruang utama atau mimbar, dan bedug untuk memanggil kedatangan jamaah.

Masjid Tukul yang ada di Desa Cangkring itu juga masih memiliki mimbar dari kayu jati, bedug besar, dan kentongan.

Kentongan di masjid ini juga unik yaitu terbuat dari batang kayu utuh dengan bagian akarnya. Bagian lain masjid seperti tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu jati dan saat ini terbungkus supaya tidak keropos dan lapuk.

Ciri Khas Masjid Tukul di Desa Cangkring Talang

Dalam buku Menyusun Jejak-jejak Tegal yang ditulis oleh Akhmad Zubaedi, mengungkapkan jika umumnya masjid yang didirikan para wali mempunyai ciri khas. Antara lain dibangun dalam waktu singkat kurang dari satu malam.

Selain itu dalam membangun masjid, biasanya mendapatkan bantuan dari makhluk ghaib dan jin serta didirikan di dekat sumber air. Ini untuk memudahkan jamaah mengambil air untuk berwudhu atau bersuci.

Untuk mengantisipasi sumber air atau sungai kering dan banjir, dibangun juga sumur galian. Sementara itu bagian atapnya berbentuk limas segi empat.

Itu dia ulasan mengenai sejarah Masjid Tukul yang kini sebagai cagar budaya sejak tahun 2008 lalu. Semoga bermanfaat.