Slawi, diswaypekalongan.id – Artikel kali ini akan membahas sejarah Desa Bumijawa. Desa ini terkenal dengan wisata alam yang indah dan dikenal udaranya yang dingin serta tanahnya subur.
Memanfaatkan tanahnya yang subur maka mata pencaharian masyarakat di Desa Bumijawa ini mayoritas petani sayuran-sayuran.
Sejarah Desa Bumijawa menarik untuk dibahas dan dulunya ada kaitannya dengan Kerajaan Galuh Purba.
Menurut beberapa tokoh masyarakat penyebutan nama Bumijawa pusarnya Pulau Jawa jika dilihat dari etimologi, berasal dari dari dua kata Bumi dan Jawa.
Dalam bahasa Sansekerta, kata Bumi berasal dari kata Bhumi yang berarti tanah, sementara Jawa menunjukkan pulau Jawa. Sehingga bisa diartikan Bumijawa memiliki makna Tanah Jawa.
Lalu bagaimana sejarah Desa Bumijawa? Berikut ini penjelasan selengkapnya. Jangan lupa simak hingga selesai.
Sejarah Desa Bumijawa
Berdasarkan catatan dari seorang penulis Hindia Belanda Van Der Meulen, pada abad pertama masehi, bahwa kerajaan Galuh Purba pernah berdiri di sekitar Gunung Slamet.
Pendiri Kerajaan Galuh Purba merupakan pendatang yang berasal dari Kutai, Kalimantan Timur, pada zaman pra Hindu atau sebelum terbentuknya Kerajaan Kutai Kartanegara.
Mereka masuk melalui Cirebon, lalu berpencar di pedalaman dan mengembangkan peradaban di sekitar Gunung Cermai, Gunung Slamet, dan Lembah Sungai Serayu.
Mereka yang menetap di sekitar Gunung Ciremai mengembangkan peradaban Sunda.
Sedangkan yang berada di Gunung Slamet berinteraksi dengan penduduk setempat, kemudian mendirikan Kerajaan Galuh Purba.
Kerajaan tersebut tumbuh dan berkembang menjadi kerajaan yang besar dan disegani.
Lebih lanjut, menurut catatan Van der Meulen, hingga abad ke-6 M wilayah kekuasaan Kerajaan Galuh cukup luas meliputi daerah Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bumiayu, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Kedu, Kulonprogo dan Purwodadi.
Kerajaan Galuh Purba inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Jawa. Keberadaan kerajaan tersebut di Bumijawa dibuktikan dengan adanya penemuan sisa-sisa candi yang tersebar di Kecamatan Bumijawa, salah satunya Candi Dandang.
Lokasi Candi Dandang tersebut berada di Dukuh Bandarsari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
Asal Usul Tuk Jimat di Desa Bumijawa
Dikutip dari laman bumijawa.desa.id Tuk Jimat ada kaitannya dengan Sunan Mayakerti yang dikenal dengan nama Mbah Camuluk, Mbah Mayakerti.
Sejarah yang berkembang di masyarakat pada masa itu di Desa Bumijawa mengalami musim kemarau yang panjang sehingga terjadi kekeringan yang menyebabkan sawah-sawah masyarakat kering serta sulitnya mencari sumber air.
Suatu ketika ada seorang yang bernama “Mbah Warta” melihat seekor burung kuntul (bangau) terbang mengitari suatu tempat, beliau penasaran dan menghampiri burung tersebut.
Sesampainya di tempat itu mbah warta melihat burung kuntul sedang mematuk-matukan paruhnya di tanah.
Mbah warta penasaran dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh burung itu, ternyata beliau melihat ada sebuah Kenong (Bende) ditempat burung itu mematukan paruhnya, saat kenong tersebut diangkat keluarlah air dari tempat bekas kenong itu berada.
Ternyata kenong atau masyarakat sering menyebut “Bende” itu milik seorang tokoh yang bernama Mbah Camuluk.
Desa Bumijawa Memiliki Banyak Potensi
Desa Bumijawa juga merupakan desa yang memiliki banyak potensi di berbagai bidang, seperti potensi pada bidang pertanian, perkebunan, industri, dan wisata.
Sebagai desa wisata tentu saja memiliki lokasi yang strategis di wilayah Kecamatan Bumijawa itu sendiri. Dengan ketinggian ± 1.200 meter diatas permukaan laut membuat udara di Desa Bumijawa sejuk dan nyaman.
Itu dia informasi mengenai sejarah Desa Bumijawa yang ada di Kabupaten Tegal. Semoga bermanfaat.






