Slawi  

Begini Sejarah Masjid Pekuncen Tegal yang Peninggalan Sunan Amangkurat I untuk Menyebarkan Agama Islam

sejarah Masjid Pekuncen Tegal yang merupakan masjid bersejarah
sejarah Masjid Pekuncen Tegal yang merupakan masjid bersejarah

Slawi, diswaypekalongan.id – Masjid Pekuncen Tegal yang terletak di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal memiliki sejarah yang menarik untuk dibahas. Oleh karena itu simak artikel ini hingga selesai. 

 

Masjid Pekuncen Tegal juga jadi masjid tertua di Kabupaten Tegal dan dijadikan wisata religi yang didatangi warga lokal maupun luar daerah.

 

Ciri khas desain arsitektur Masjid Pekuncen Tegal tampak seperti masjid kuno pada bagian atap gentengnya yang berbeda dengan masjid kuno yang lainya.

 

Atap masjid dibuat dari bahan sirap, berupa potongan kayu jati yang tersusun rapi dan kuat, sehingga membentuk atap bangunan yang artistik khas kerajaan Islam zaman dahulu.

 

Lebih lanjut, berikut ini penjelasan mengenai sejarah dari Masjid Pekuncen Tegal yang kami rangkum dari berbagai sumber :

 

Masjid Peninggalan Sunan Amangkurat I

 

Diceritakan, Masjid Pekuncen Tegal merupakan peninggalan Syekh Samsudin, yang merupakan guru Spiritual Sunan Amangkurat I yang merupakan raja dari Kerajaan Mataram pada abad ke-16 Masehi.

 

Adapun makam KH Syamsudin atau syekh Syamsudin terletak di belakang Masjid Pekuncen Tegal. Sementara masjid berada di kawasan situs purbakala makam keturunan raja Mataram dan makam para bupati Tegal pada zaman kerajaan Mataram.

 

Berdasarkan catatan sejarah, Sunan Amangkurat I dilahirkan di Mataram tahun 1646 dan meninggal dunia pada tahun 1677 masehi. Di antara tahun itulah sunan Amangkurat mendirikan Masjid Pekuncen Tegal dan sunan Amangkurat I juga dikebumikan di areal wisata religi di dekat masjid tetapi sedikit jauh dari makam gurunya.

 

Juru Kunci Makam Sunan Amangkurat I, Masruri menjelaskan, Masjid Pekuncen merupakan bangunan peninggalan Islam yang dibuat oleh Sunan Amangkurat I, yang dimaksudkan sebagai salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam pada masa  itu.

Baca Juga:  Dikenal Sebagai Kampung Martabak, Inilah Asal Usul Desa Lebaksiu Tegal

 

“Sunan Amangkurat juga merupakan penyebar ajaran agama  Islam di wilayah Tegal Arum. Hal itu terbukti dari adanya masjid jami Pekuncen yang hingga sekarang masih berdiri kokoh,” katanya.

 

Memiliki Desain Ciri Khas

 

Masjid Pekuncen Tegal memiliki ciri khas desain arsitektur masjid kuno ini di bagian atap gentengnya yang beda dengan masjid kuno yang lainya.

 

Pada bagian atap masjid dibuat dari bahan sirap, berupa potongan kayu jati yang tersusun rapi dan kuat, sehingga membentuk atap bangunan yang artistik khas kerajaan Islam zaman dahulu.

 

Pernah Dilakukan Renovasi 3 Kali

 

Namun seiring dengan bertambahnya waktu, masjid yang sudah ‘tua’ tersebut akhirnya direnovasi. Tercatat tiga kali renovasi dilakukan untuk mempercantik masjid tersebut. Terakhir renovasi, dilakukan tahun 2009.

 

Renovasi dilakukan tanpa meninggalkan ciri khas era Kerajaan Mataram IsIam.

 

Untuk merawat Masjid Pekuncen Tegal, pemerintah melalui Dinas Purbakala Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pariwisata Jawa Tengah bekerjasama dengan kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta dan dua putra kesultanan Yogyakarta,ikut turun tangan.

 

Selain merawat masjid, makam Sunan Amangkurat yang merupakan keturunan keraton Mataram itu juga dirawat. Perawatan yang dilakukan tetap menjaga keaslian masjid, termasuk kubah masjid, bedug dan mimbar.

 

Ia menjelaskan, hingga saat ini kubah masjid, bedug, dan mimbar masih asli sejak tempat itu dibangun sedangkan hampir seluruh bagian lainnya adalah hasil pemugaran.

 

“Sedangkan hampir seluruh bagian masjid dan yang lainnya , merupakan hasil pemugaran. Meski demikian, masjid tetap ramai terutama saat memasuki waktu shalat,” Jelasnya

 

Demikian pembahasan mengenai sejarah dari Masjid Pekuncen Tegal yang masih berdiri kokoh. Semoga bermanfaat.