Tegal  

Sejarah Rumah Sakit Kardinah Tegal, Bangunan Bersejarah yang Didirikan Adik RA Kartini untuk Balai Pengobatan

sejarah perjuangan RA Kardinah mendirikan Rumah Sakit Kardinah Tegal
sejarah perjuangan RA Kardinah mendirikan Rumah Sakit Kardinah Tegal

Tegal, diswaypekalongan.id – Bagi warga Tegal dan sekitarnya pastinya sudah tidak asing lagi dengan Rumah Sakit Kardinah Tegal. Akan tetapi masih banyak yang belum tahu mengenai sejarah dari rumah sakit tersebut. 

Rumah Sakit Kardinah Tegal yang berlokasi di Jalan KS Tubun, No 4,Kejambon, Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah merupakan balai pengobatan yang didirikan oleh adik RA Kartini yaitu RA Kardinah.

Awal mula didirikan Rumah Sakit Kardinah Tegal pada tahun 1927 oleh Raden Ajeng Kardinah. Beliau merupakan salah satu tokoh emansipasi wanita yang bergerak di bidang kemajuan masyarakat Tegal dalam kesehatan.

Sejarahnya Rumah Sakit Kardinah Tegal di bangun dari hasil mengumpulkan uang 16.000 gulden (F16.000) dari hasil menjual buku karya Kardinah yang dijual pada pemerintah Belanda adalah buku penuntun memasak dan membatik.

Kemudian ia dibantu oleh residen Pekalongan dan akhirnya dengan dana yang sudah terkumpul berdirilah Balai Pengobatan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat yang kurang mampu.

Setelah beberapa tahun berlalu, Balai Pengobatan ini mengalami sejumlah peningkatan sarana dan prasarana. Kemudian pada tahun 1971, usai wafatnya RA Kardinah, Balai Pengobatan itu dialihserahkan kepada Pemkot Tegal yang kemudian berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal.

Sejarah RA Kardinah yang Merupakan Pendiri Rumah Sakit Kardinah Tegal

Dikutip dari buku Sisi Lain Kartini (2016), RA Kardinah merupakan adik kandung dari RA Kartini yang lahir pada tanggal 1 Maret 1881.

RA Kartini sendiri dikenal sebagai salah satu pahlawan yang memperjuangkan emansipasi wanita dan dikenal diseluruh Indonesia.

Tak berbeda dengan sang kakak, Kardinah juga mempunya sifat suka menolong sesama khususnya kaum wanita yang saat itu belum mendapatkan layanan kesehatan yang layak.

Baca Juga:  Gak Perlu Khawatir Kantong Bolong! Inilah 4 Tempat Wisata Murah di Tegal yang Memiliki Pemandangan Indah

Kardinah yang saat itu menjadi istri Bupati Tegal merupakan sosok yang peduli dengan rakyat terutama pada bidang kesehatan.

Pada tahun 1902 RA Kardinah menikah dengan RM Reksoharjono yang beliau merupakan garis keturunan dari Reksonegoro yang dahulu menjadi Bupati Tegal.

Tetapi dari hasil perkawinan tersebut, keduanya sama sekali tidak mendapat keturunan, alhasil mereka mengangkat anak bernama Susmono yang kemudian menjadi Bupati Tegal berikutnya.

Tidak berbeda jauh dengan saudari yang lain untuk upayanya mengabdi kepada masyarakat, RA Kardinah juga memiliki rasa peduli dan simpati kepada masyarakat menengah kebawah kala itu. Beliau mendirikan rumah sakit di Tegal, karena rasa kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat.

Bukan hanya rumah sakit, beliau juga mendirikan sebuah sekolah keterampilan bagi anak-anak yang tidak mampu. Dia membangun sekolah kepandaian putri bagi gadis pribumi bernama Wismo Pranowo.

Selain mengelola sekolah itu, dia mengajarkan anak didiknya membatik dan memasak. Bukan itu saja, Kardinah pun merintis pembangunan rumah sakit untuk membantu masyarakat agar mendapat pengobatan yang baik.

RA Kardinah, memang disebut serupa dengan kedua saudarinya yakni RA Kartini dan Roekmini. Kardinah banyak menolong suaminya yang kala itu menjabat bupati.

Namun perjuangannya mengabdi kepada masyarakat untuk membangun kemajuan mereka malah berakhir tragis. Kardinah pergi dari Tegal usai dirinya di tuduh sebagai antek kolonial. Dia kemudian di arak sekelompok orang saat peristiwa Tiga Daerah (Brebes, Tegal, Pekalongan).

Kardinah yang sudah berusia 64 tahun diberi pakaian karung goni dan rencananya akan dibunuh. Namun, saat diarak di depan Rumah Sakit Tegal, Kardinah pura-pura sakit dan oleh beberapa orang yang mengaraknya dimasukkan ke rumah sakit dan dirawat.

Pada malam harinya ada usaha penyelamatan oleh orang-orang yang loyal atas jasa Kardinah yang besar bagi Tegal.

Baca Juga:  Puncak Milad Muhammadiyah, Tegal Muhammadiyah University Luncurkan Penerimaan Mahasiswa Baru

Usai kejadian itu Kardinah mengalami sejumlah traumatik terhadap tindakan yang dilakukan kelompok itu, ia pun akhirnya pergi dari Tegal menuju Salatiga untuk menghabiskan masa tuanya. RA Kardinah meninggal dunia pada 5 Juli 1971 dalam usia 90 Tahun.

Demikian pembahasan mengenai sejarah dari Rumah Sakit Kardinah Tegal. Semoga bermanfaat.