Slawi  

Menelusuri Jejak Candi Kesuben di Tegal, Bukti Peradaban Hindu yang Ada Sejak Abad ke 7 Masehi

menulusuri Candi Kesuben Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal
menulusuri Candi Kesuben Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal

Slawi, diswaypekalongan.id – Kalau mendengar Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal ini pasti identik penghasil buah duku yang manis. Akan tetapi tahukah kamu? Kalau di desa tersebut ada Candi Kesuben di Tegal yang konon merupakan peninggalan Hindu kuno. 

Candi Kesuben di Tegal menurut warga sekitar biasa menyebutnya dengan Bratawali atau Bata Wali. Kalau dilihat bentuknya hanyalah bongkahan batu bata merah yang berlumut.

Namun dibalik batu tersebut ternyata memiliki sejarah di dalamnya yang menarik untuk kita bahas. Candi Kesuben di Tegal ini konon merupakan peninggalan Hindu kuno yang sudah diperkirakan ada sejak abad ke 7 Masehi.

Mari kita ulas sejarah Candi Kesuben di Tegal yang konon merupakan peninggalan Hindu kuno. Simak hingga selesai.

Jejak Sejarah Candi Kesuben di Tegal

Candi Kesuben di Tegal terletak di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Candi ini awalnya sudah lama diketahui keberadaanya oleh warga.

Namun warga sendiri tidak menyadari bahwa bongkahan batu tersebut merupakan peninggalan Hindu Kuno yang menyimpan banyak sejarah.

Candi Kesuben di Tegal hanya berbentuk pondasi saja setinggi sekitar 15 cm dengan luas area 8,2 x 8,2 m2. Karena kondisinya berbentuk pondasi saja, tim arkeologi menemukan kesulitan untuk merekonstruksinya kembali.

Dari pondasi diketahui bahwa pintu masuk candi tersebut menghadap ke timur yang berjarak selemparan tombak. Atau sekitar 500 meter dari Kali Adem, anak Sungai Gung.

Penggalian awal yang dilakukan peneliti Pusat Arkeologi Nasional menemukan susuan bata berbentuk candi persegi panjang. Batu bata ini tertanam di tengah perkampungan yang membelah kabupaten dan diperkirakan peninggalan abad ke-7 Masehi.

Pendirian candi di nusantara sedikit banyak dipengaruhi Manasara Silpa Sastra, buku pintar kaum Hindu di India dalam mendirikan bangunan suci. Kitab ini menganggap elemen air menjadi unsur penting dalam pembangunan candi.

Baca Juga:  Melihat Sejarah Mako Brigif 4/ Dewa Ratna di Slawi, Ternyata Dulunya Sebuah Pabrik Gula Dukuhwringin

Lebih dari 80 persen candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berjarak kurang dari 500 meter dari sungai atau anak sungai.  Selama ini warga setempat menyebut tumpukan bata ini sebagai bata wali.

Candi kesuben di Tegal dibangun menggunakan batu bata merah dengan ukuran 30 x 20 x 10 cm tanpa perekat sedikitpun. Namun menurut penuturan warga, dari dahulu, batu bata tersebut teronggok begitu saja di pekarangan dan tidak berubah bentuk atau tidak lapuk selama beberapa puluh tahun yang lalu.

Bata-bata ini juga diyakini sebagai sisa bangunan rumah ibadah pada masa perkembangan Islam abad ke-15. Keyakinan warga sesungguhnya tersamarkan. Sebab pada ciri utama Candi ini terdapat hiasan ornamen Hindu dan Budha.

Bahkan peneliti juga menemukan kepala kala yang berlanggam era Kerajaan Mataram Kuno.  Penemuan candi ini terbilang unik, karena meski jenis batuannya berbata merah, candi ini tak termasuk tipe klasik muda.

Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar candi yang memang cukup sulit ditemukan batuan andesit. Warga setempat menuturkan bahwa Candi ini memiliki jiwa.

Pernah terdapat kejadian beberapa kali kambing yang diikat di atasnya seketika mati. Namun misteri ini masih menjadi pertanyaan dan candi ini juga perlu perlunya lebih dalam.

Lokasi Candi Kesuben di Tegal

Buat kamu yang penasaran dan ingin melihat Candi Kesuben di Tegal secara langsung untuk menuju lokasi ini cukup mudah, dari jalan raya Tegal–Purwokerto, gerbang Desa Kesuben lurus ke utara sekitar 1,6 KM melewati persimpangan rel kereta api hingga mentok ke ujung desa.

Transportasi dari gerbang desa menuju lokasi bisa menggunakan becak atau ojek.

Demikian pembahasan mengenai jejak sejarah dari Candi Kesuben di Tegal. Semoga bermanfaat.