Slawi, diswaypekalongan.id – Inilah 5 candi yang pernah berdiri di Tegal yang menyimpan banyak sejarah didalamnya. Keberadaan candi tersebut diketahui ada yang dari sejak abad 7 Masehi.
5 candi pernah berdiri di Tegal diantaranya ada tinggal puing-puingnya saja dan ada juga yang bentuknya mirip dandang. Dengan keberadaan candi ini menyimpan nilai sejarah zaman dahulu yang menarik untuk kita bahas.
Rangkuman 5 candi pernah berdiri di Tegal kami kutip dari hasil inventarisasi yang dilakukan oleh penulis Sejarah Tegal, Akhmad Zubaedi. Yuk simak penjelasannya hingga selesai.
Inilah 5 Candi Pernah Berdiri di Tegal
- Candi Kesuben
Candi Kesuben di Tegal terletak di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Candi ini awalnya sudah lama diketahui keberadaanya oleh warga.
Namun warga sendiri tidak menyadari bahwa bongkahan batu tersebut merupakan peninggalan Hindu Kuno yang menyimpan banyak sejarah.
Candi Kesuben di Tegal hanya berbentuk pondasi saja setinggi sekitar 15 cm dengan luas area 8,2 x 8,2 m2.
Karena kondisinya berbentuk pondasi saja, tim arkeologi menemukan kesulitan untuk merekonstruksikan kembali.
Candi kesuben di Tegal dibangun menggunakan batu bata merah dengan ukuran 30 x 20 x 10 cm tanpa perekat sedikitpun.
Namun menurut penuturan warga, dari dahulu, batu bata tersebut teronggok begitu saja di pekarangan dan tidak berubah bentuk atau tidak lapuk selama beberapa puluh tahun yang lalu.
- Candi Bumijawa
Dikenal juga sebagai Situs Bandarsari karena letaknya yang berada di Dukuh Bandarsari, Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa.
Sekitar 100 meter ke arah timur terdapat dua sungai yaitu Kali Gung dan Kali Pesing.
Selain itu keberadaan situs ini tidak jauh dari mata air. Masyarakat Bumijawa juga menyebutnya sebagai Candi Dandang karena sekilas ada bagian candi yang mirip dandang.
Situs ini masuk dalam disertasi yang berjudul “Candi Space and Lanscape : A Studi on the Distribution, Orientation and Spatial Organization of Central Javanese Temple Remains” dan arsip Leiden.
Situs ini bernafas Hindu yang masuk ke era klasik tua (abad 8 – 10 M). Ada beberapa komponen yang ditemukan di tempat ini yaitu 2 jaladwara, lingga, yoni, kemuncak (mercu), batu berpelipit, dan beberapa batu yang terbuat dari batu andesit.
- Candi Bulus
Sekitar 5 kilometer sebelah barat Candi Kesuben terdapat sebuah candi bernama Candi Bulus. Pura Bulus terletak di Dusun Kejaksan, Desa Pedagang, Kecamatan Dukuhwaru.
Situs ini berada di halaman belakang salah satu warga. Ada beberapa temuan di situs tersebut, antara lain yoni, penis, arca Agastya, dan struktur bata merah yang membentang dari timur laut ke barat daya. Diketahui candi Bulus memiliki ukuran 8,2 x 8,2 m2.
Sedangkan ruangan candi memiliki luas 6 x 6 m2. Dinding pagoda menggunakan dua jenis bahan: batu bata dan batu putih. Pintu candi menghadap ke timur, dengan luas 2,6 m2.
Di tengah candi terdapat sumur air berukuran 1,5m x 1,5m dengan kedalaman 2m. Mengenai Indianisasi Tegal, jika dibandingkan dengan beberapa situs candi terbesar dan termegah seperti Borobudur atau Prambanan, secara fisik candi Bulus ini hampir kalah dengan candi-candi megah tersebut.
Namun jika kita melihat sejarah masuk dan berkembangnya budaya Hindu-Buddha sebagai sumber berdirinya candi tersebut, tentunya hal ini berkaitan dengan aktivitas politik abad ke 7 – 10 Masehi di Tegal.
Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa Candi Bulus merupakan candi Hindu Syiwa yang terletak di Tegal (barat dan utara Jawa Tengah).
Tegal sendiri terletak di antara kompleks candi Batujaya (abad ke-5 M) di Krawang dan Permandian Dieng (abad ke-7 – ke-8 M) di Banjarnegara dan Wonosobo (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI).
- Candi Bantarbolang
Candi Bantarbolang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerbarang. Candi ini terletak di tengah sawah, sebelah tenggara SMK Negeri 2 Pagerbarang.
Tidak jauh dari candi ini mengalir sungai-sungai kecil (Sungai Pagerwangi dan Kali Sigarung).
Candi Bantarbolang terbuat dari batu bata merah, sehingga tergolong candi yang sangat kuno dan tergolong candi Hindu.
Namun ironisnya, candi ini dibongkar pada tahun 2014 akibat pembangunan jalan akses truk. Candi Bantarbolang tak lain hanyalah reruntuhan.
- Candi Anjing
Ditemukan di Desa Selapura, Kecamatan Dukuhwaru. Terletak di tengah pemakaman umum.
Disebut Candi Anjing karena berkaitan dengan cerita rakyat yang berkembang di Desa Selapura.
Secara sinonim, Selapura berasal dari kata ‘sela’ yang artinya batu karang dan ‘pura’ yang artinya kota, sehingga jika digabungkan menjadi ‘Kota Batu’.
Mungkin dulu ada kuil besar di sana. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Selapura dulunya adalah sebuah kerajaan.
Pura juga dapat dipahami sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu. Oleh karena itu, dapat juga diasumsikan bahwa Selapura sebenarnya adalah sebuah batu (candi) yang dipuja.
Kata Selapura juga merujuk pada nama sebuah desa di wilayah Blitar Jawa Timur. Setiap tempat di wilayah ini disebut Selopuro.
Selopuro adalah dialek Jawa modern, sedangkan jika diucapkan dalam dialek Jawa Kuna (dialek Tegal) akan berubah menjadi selapura.
Dari informasi tersebut dipastikan nenek moyang desa Selapura berasal dari Blitar atau Jawa Timur.
Apalagi dilihat dari pondasi Candi Anjing yang terbuat dari batu bata merah mirip bangunan candi yang dibangun oleh raja-raja Jawa Timur.
Dengan demikian, besar kemungkinan agama Hindu-Budha di wilayah Tegal, khususnya wilayah Selapura, kemungkinan besar diperkenalkan oleh para pendatang dari Jawa Timur. Teori lain yang juga teruji adalah bahwa nama “selapura” berasal dari India.
Tepatnya di Karibia di negara bagian selatan Maharashtra, ada sebuah kota bernama ‘Solapur atau Sholapur’.
Namun, apakah Klenteng Anjing Selapura memiliki hubungan langsung dengan India atau tidak, perlu dikaji ulang.
Di kawasan Selapura juga telah ditemukan beberapa peninggalan lainnya, seperti kalung emas dan berlian, cincin, gelang, dan liontin.
Pecahan keramik Tiongkok kuno berupa piring, cangkir, dan mangkok porselen juga pernah ditemukan. Temuan ini menunjukkan bahwa wilayah Tegal juga memiliki sinergi dan hubungan dengan pendatang Tionghoa (Tionghoa).
Nah itulah 5 candi pernah berdiri di Tegal yang menyimpan banyak sejarah di zaman dahulu. Semoga bermanfaat.