Slawi  

Dikenal Penghasil Shuttlecock, Inilah Sejarah Desa Lawatan di Tegal yang Berawal dari Tembung Rawaten

sejarah Desa Lawatan yang dikenal penghasilan kok dengan kualitas juara
sejarah Desa Lawatan yang dikenal penghasilan kok dengan kualitas juara

Slawi, diswaypekalongan.id – Siapa sih yang tidak tahu kalau Desa Lawatan dikenal penghasil shuttlecock. Yang dimana setiap warganya memproduksi shuttlecock atau kok untuk diekspor ke dalam negeri maupun luar negeri. 

Desa Lawatan sendiri berada di Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang ternyata dulunya memiliki sejarah menarik untuk kita bahas.

Sejarah Desa Lawatan awal namanya ini dari terkait dengan dua tembung dalam bahasa Jawa yang memiliki arti berbeda, yaitu Rawaten dan Lawatan.

Nah kira- kira bagaimana sejarah Desa Lawatan ini? Buat yang penasaran jangan lewatkan artikel ini dan jangan lupa simak hingga selesai.

Sejarah Desa Lawatan

Sejarah Desa Lawatan di mulai dari  zaman Kerajaan Demak, ketika hidup seorang pemuda bernama Jamaludin alias Malingguna.

Jamaludin merupakan putra dari salah satu selir Sultan Trenggono. Namun, ketika ia mencoba supaya untuk diakui sebagai putra Sultan, permintaannya ditolak mentah-mentah.

Sehingga Hal ini memicu kemarahan Jamaludin, dan ia pun menjadi pemberontak yang disebut “Sultan Durjana”.

Jamaludin bersama kawanan perampoknya melakukan serangkaian aksi  pemberontakan dan perampokan sekitar wilayah Kerajaan Demak.

Mereka merampas harta bangsawan dan membawa kekacauan bagi Kerajaan. Ketakutan melanda para bangsawan dan pembesar, membuat situasi di Kerajaan Demak. 

Sultan Trenggono yang kesulitan menghadapi putranya sendiri  meminta bantuan Sunan Kalijaga untuk menangkap Jamaludin.

Sunan Kalijaga menyusup sebagai seorang perampok dan berhasil menemukan Jamaludin. Terjadi pertarungan sengit, namun akhirnya Sunan Kalijaga berhasil menahan Jamaludin.

Berawal dari nama Rawaten

Setelah itu, Jamaludin berhasil kabur dan berkelana hingga sampai di sebuah pedukuhan di Sumurpanggang. Ia menyusuri sungai Kemiri dan tibalah pada suatu pedukuhan dan beristirahat.

Di sana, ia membagikan hasil rampokan mereka  kepada masyarakat setempat dan menanam pohon randu sebagai penanda tempat tersebut agar dirawat.

Baca Juga:  Membanggakan, Fadlan dari Desa Pacul Kabupaten Tegal Boyong Lima Medali di PORKAB

Selain itu, Di tengah kebingungannya, Sultan Trenggono menyadari bahwa tempat itu perlu ia jaga dan pelihara, sehingga masyarakat sekitar menyebutnya “Rawaten”  yang berarti “Peliharalah”.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ada   perubahan nama tempat tersebut. Nama “Rawaten” yang berarti “Peliharalah” secara tidak sengaja terjadi perubahan bunyi menjadi “Lawatan”.

Mungkin saja penyebab  perubahan ini adalah karena kesalahan pendengaran atau kesalahan penafsiran kata pada masa lalu.

Statistik Desa Lawatan Dukuhturi

Desa Lawatan Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal wilayahnya cukup padat penduduk, karena memiliki kepadatan sejumlah 5687. Angka yang tidak sedikit karena, Dukuhturi wilayah perindustrian atau jasa cukup luas.

Dengan total kepadatan penduduk Desa Lawatan sejumlah 5218 menjadi acuan ketika mendekati pemilihan umum, karena Desa Lawatan saja sudah luas apalagi Kecamatan Dukuhturi yang luas.

Ketika menilik jumlah penduduk Desa Lawatan pria, ternyata jumlahnya 2679. Hal ini tentu saja dipengaruhi karena topologi Desa Lawatan yang sebagian besar area Perindustrian/jasa.

Bagaimana dengan jumlah wanita di Desa Lawatan? Rupa-rupanya jumlah wanita ada 2539, selisih yang tidak banyak dari jumlah pria.

Setelah mengetahui jumlah penduduk dengan masing-masing total wanita dan pria, kemudian jumlah KK (Kepala Keluarga) yang ada di Desa Lawatan sejumlah 1513.

Desa Lawatan merupakan sebuah desa dengan luas 91.75 m2 yang berada di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal, desa Lawatan memiliki potensi wisata di Tegal dan dikenal sebagai penghasil shuttlecock dengan kualitas juara.

Demikian pembahasan mengenai sejarah Desa Lawatan di Tegal, semoga bermanfaat.