38 Peserta Pekalongan Batik Night Carnival 2024 Adu Kreatifitas

Sebanyak 38 peserta Pekalongan Batik Night Carnival 2024 adu kreatifitas sulap batik menjadi luar biasa.
Sebanyak 38 peserta Pekalongan Batik Night Carnival 2024 adu kreatifitas sulap batik menjadi luar biasa.

Pekalongan, diswaypekalongan.id –  Sebanyak 38 peserta Pekalongan Batik Night Carnival 2024 adu kreatifitas. Peserta dari dari kategori SD, SMP, SMA, hingga kategori umum menyulap kain batik menjadi karya luar biasa.

Karya peserta Pekalongan Batik Night Carnival 2024 tak hanya memukau mata, tetapi juga menunjukkan betapa batik mampu menyatu dengan dunia kebudayaan.

Sesuai dengan tema yang diangkat Pekalongan Batik Night Carnival 2024 yaitu Gempita Cahya Bhumi, memadukan keindahan budaya dari lima benua, Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Afrika.

Pekalongan Batik Night Carnival 2024 yang digelar di Kawasan budaya Jetayu Pekalongan Jumat malam 11 Oktober 2024, sekaligus menegaskan predikat Pekalongan sebagai Kota Batik.

Plt Walikota Pekalongan, H Salahudin, menyebut Pekalongan Batik Night Carnival bukan sekedar karnaval biasa.

Menurutnya, Pekalongan Batik Night Carnival 2024 ini menunjukkan bahwa Kota Pekalongan adalah bagian dari Jejaring Kota Kreatif Dunia UNESCO, dengan batik sebagai warisan budaya yang hidup dan tetap relevan.

Salahudin juga menegaskan bahwa Pekalongan memiliki produk batik yang dapat dipakai masyarakat dunia dan dapat dipadukan dengan keindahan budaya dari benua manapun.

Batik Pekalongan layak dikenakan masyarakat di seluruh dunia, tanpa batasan budaya. ”Inilah kekayaan Pekalongan yang tidak dimiliki oleh daerah lain,” ujarnya.

Salahudin juga menekankan pentingnya memperhatikan kesejahteraan para pembatik. Kesejahteraan pembatik harus menjadi prioritas, agar regenerasi di dunia batik terus berjalan.

“Jika kesejahteraan pembatik diperhatikan, generasi muda kita pun akan semakin tekun melestarikan budaya batik ini,” tegasnya.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, menerangkan bahwa acara ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Batik Nasional.

Pekalongan Batik Night Carnival 2024 ini bertujuan melestarikan budaya daerah sekaligus memberikan ruang kepada masyarakat untuk berkreasi.

Baca Juga:  Petugas TPA Dibekali Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran oleh Damkarmat Kota Pekalongan

Sabaryo menyatakan bahwa Pekalongan Batik Night Carnival memberikan panggung bagi masyarakat untuk menampilkan kreativitas seni mereka melalui batik.

“Tema Gempita Cahya Bhumi ini memiliki makna kemeriahan cahaya yang mencapai alam jagat raya, yang sejalan dengan popularitas Batik Pekalongan yang sudah mendunia,” ujarnya. Ditandai dengan penghargaan dari UNESCO menjadi bukti nyata bahwa batik kita diakui di seluruh dunia.

Lebih lanjut, Sabaryo menyebutkan karnaval ini diikuti oleh 38 peserta dengan rincian 8 peserta dari kategori SD, 11 peserta kategori SMP, 5 peserta kategori SMA, dan 14 peserta dari kategori umum.

Tak hanya itu, sebanyak 29 kepala OPD se-Kota Pekalongan juga ikut berpartisipasi dalam ajang ini, bersaing untuk meraih penghargaan “Best Performance” yang akan dianugerahkan kepada penampilan terbaik.

Selama dua hari pelaksanaan karnaval, peserta terlebih dahulu melewati proses penjurian yang berlangsung di GOR Jetayu pada 10 Oktober 2024.

Acara puncak berlangsung pada 11 Oktober 2024 dengan parade batik spektakuler di Kawasan Budaya Jetayu.

Peserta berlomba-lomba memperebutkan penghargaan seperti Juara 1, 2, dan 3, serta Juara Favorit dan Kostum Terunik di setiap kategori.

Tak hanya itu, gelaran ini semakin meriah dengan partisipasi drumband, pertunjukan seni musik dan tari tradisional khas Pekalongan, barongsai, dan atraksi kesenian Reog Batik Pekalongan.

Ribuan warga Kota Pekalongan dan wisatawan dari berbagai daerah memadati Kawasan Jetayu untuk menyaksikan langsung keindahan kreasi batik.

“Semoga Pekalongan Batik Night Carnival ini dapat terus dilaksanakan dan semakin meriah di tahun-tahun berikutnya, sehingga antusiasme masyarakat semakin tinggi untuk melestarikan budaya batik,” pungkas Sabaryo dengan penuh harapan.