Brebes, diswaypekalongan.id – Desa Sirampog berada di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Kecamatan Sirampog terletak di ujung tenggara Kabupaten Brebes dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tegal dan Banyumas.
Di balik desanya yang memiliki suasana sejuk ternyata dulunya memiliki sejarah panjang. Asal usul Desa Sirampog ternyata ada kaitannya dengan sosok Amangkurat II, VOC dan Nyai Rantamsari
Asal usul Desa Sirampog menurut masyarakat sekitar mempercayai bahwa nama dari sirampog berarti air mandi yang tidak pernah berhenti.
Lalu bagaimana asal usul Desa Sirampog ini? Terdapat dua versi yang akan kami bahas disini. Simak hingga selesai.
Asal usul Desa Sirampog
Asal usul Desa Sirampog yang beredar di tengah lingkungan masyarakat ada dua versi dan ada kaitannya dengan Amangkurat II, VOC dan Nyai Rantamsari
Hal ini karena Amangkurat II diangkat menjadi raja berkat bantuan VOC meskipun harus membayar sejumlah uang kepada VOC. Setelah menjadi raja, ternyata Amangkurat II bersikap mendua.
Jadi ia mendukung Belanda dan disisi lain ia juga mendukung pribumi.
Hal tersebut dibuktikan surat Amangkurat II yang ditujukan kepada Kesultanan Cirebon, Johor, Palembang, dan bangsa Inggris yang isinya ajakan untuk memerangi Belanda. Surat-surat tersebut diketahui oleh VOC yang membuat Amangkurat II diusir dan dikejar Belanda.
Amangkurat II bersama pasukanya lari ke arah Cirebon. Ditengah perjalanan, dia bersama pasukanya terlibat peperangan di suatu tempat yang kini merupakan wilayah Kecamatan Sirampog. Dalam peperangan tersebut menimbulkan banyak korban baik luka maupun jiwa.
Tempat terjadinya peperangan tersebut diberi nama Lingga Potong. Usai melakukan peperangan, Amangkurat II bersama pasukanya mengasingkan diri di pegunungan yang kini dinamakan Pengasinan.
Pengasinan sekarang merupakan pedukuhan yang masuk wilayah Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog.
Dalam perjalanannya, pasukan Amangkurat II menemukan sebuah sumber air atau mata air yang sangat jernih. Sumber air tersebut terus mengeluarkan air sepanjang musim. Pasukan Amangkurat II menjadikan sumber air tersebut sebagai tempat mandi dan melepas lelah.
Ditempat tersebutlah muncul kata Sirampog yang merupakan rangkaian kata Siram yang memiliki arti mandi dan pog yang berasal dari kata ora pog-pog atau tidak berhenti-berhenti. Jadi, Sirampog dapat diartikan mandi di tempat yang airnya tidak berhenti-berhenti.
Versi kedua sejarah Nyai Rantamsari
Asal usul Desa Sirampog untuk versi kedua ini bermula dari Raden Mas Cilik yang merupakan anak seorang pasukan Amangkurat II yang ikut melarikan diri. Prajurit yang melarikan diri tersebut dalam keadaan hamil tua yang lantas melahirkan di wilayah Sirampog.
Namun setelah lahir, bayi prajurit tersebut terkena penyakit dan tak kunjung sembuh hingga meninggal dunia dan dimandikan sebuah tempat yang kini masuk wilayah Kecamatan Sirampog. Selanjutnya, pasukan Amangkurat II menetap di sebuah tempat lapang yang konon dihuni juga oleh Nyi Rantamsari
Nyi Rantamsari merupakan titisan Nyi Roro Kidul yang melalang buana ke daerah Bumiayu dan sekitarnya untuk menghindari Raja Buto yang ingin melamarnya. Pasukan Amangkurat II kemudian menetap di tanah lapang tersebut dan melakukan cocok tanam untuk menyambung hidup.
Tempat tersebut kini bernama Batursari. Batursari sendiri merupakan salah satu desa di Kecamatan Sirampog yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Batursari berasal dari kata batur yang artinya tempat yang lapang dan kata sari berasal dari sosok perempuan bernama Nyai Rantamsari.
Demikian pembahasan asal usul Desa Sirampog yang terdapat dua versi di lingkungan masyarakat sekitar. Semoga bermanfaat.