Mengenal Tradisi Udik-udikan, Tradisi Menyebar Uang yang Dilakukan oleh Masyarakat Pekalongan

tradisi udik-udikan yang dilakukan masyarakat Pekalongan
tradisi udik-udikan yang dilakukan masyarakat Pekalongan

Kajen, diswaypekalongan.id – Apakah Kamu pernah mendengar tradisi udik-udikan? Tradisi membagikan uang pecahan kepada masyarakat bertujuan berbagi rezeki. 

Tradisi udik-udikan sudah ada sejak dahulu di Pekalongan, Jawa Tengah dan masih tetap dilestarikan hingga saat ini. Tradisi ini banyak dilakukan oleh orang yang sedang memiliki hajat atau keinginan tertentu seperti setelah membeli motor, membangun rumah, pernikahan, sunatan dan lain sebagainya.

Pada zaman dahulu tradisi udik-udikan dilakukan dengan cara menyebar uang koin yang dicampur dengan beras kuning.

Namun seiring berjalannya waktu, banyak yang mengganti menggunakan uang kertas dengan cara digulung dan dimasukkan ke dalam sedotan plastik supaya lebih mudah saat disebar.

Biasanya warga yang akan melakukan tradisi udik-udikan datang dari pengumuman yang tersebar dari mulut ke mulut.

Pesertanya sendiri beragam mulai dari anak-anak, ibu-ibu, remaja hingga orang tua yang siap berebut uang disebarkan secara cuma-cuma oleh tuan hajat.

Tradisi Udik-udikan Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Dikutip dari laman Instagram@pekalonganinfo, tradisi udik-udikan di Pekalongan, Jawa Tengah sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Pada masa itu, orang Belanda sering membagikan uang di jalanan. Bahkan pada perayaan seperti ulang tahun Ratu Netherlands.

Orang Cina di Pekalongan juga berbagi rezeki dalam tradisi serupa. Meski sempat hilang selama masa penjajahan Jepang dan masa perang, tradisi ini tetap berlangsung sebagai unjuk status sosial masyarakat lokal.

Meskipun sudah jarang ditemui, tapi tradisi udik-udikan masih ada yang melestarikan dan masih bertahan hingga saat ini.

Sempat Hilang dan Tradisi Udik-udikan Muncul Kembali pada Tahun 1950

Setelah sempat hilang, tradisi udik-udikan muncul kembali pada tahun 1950 an. Tapi pada saat itu uang koin dicampur beras yang dikasih kunir dan pada saat itu memang didominasi uang recehan.

Baca Juga:  Sering Terdampak Banjir, Pemkot Pekalongan dan DPUPR Rencanakan Satu Pompa di Kelurahan Tirto

Biasanya tradisi ini dilaksanakan saat momen cukur bayi, atau (pertama anak menginjak kaki), membangun rumah, dan pernikahan.

Orang yang mempunyai hajatan, biasanya memanggil tetangga, sanak saudara untuk memeriahkan acara itu.

Tujuan Tradisi Udik-udikan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tradisi udik-udikan merupakan tradisi menyebarkan uang pecahan yang bertujuan untuk berbagi rezeki.

Nah berikut ini beberapa tujuan dilakukan tradisi udik-udikan:

  • Membersihkan pikiran dan hati nurani manusia
  • Semua anggota keluarga mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin
  • Menjaga hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan leluhur
  • Memperbanyak khasanah budaya bangsa
  • Memberikan pendidikan tentang kebudayan adat tradisional pada generasi muda

Tradisi Udik-udikan Masih Dilestarikan di Wilayah Jawa

Tradisi udik-udikan ini tidak hanya ada di Pekalongan Jawa Tengah saja, ternyata masih ada di wilayah Jawa Timur. Salah satu contohnya seperti di Pekalongan yang biasa melakukan tradisi ini setelah seseorang selesai membangun rumah.

Uniknya, tradisi udik-udikan di Pekalongan bukan hanya dilakukan dengan bagi-bagi uang, tetapi juga doorprize. Biasanya selain uang kertas dan koin, si pemilik hajat juga akan menyebarkan gulungan kertas berisi hadiah tertentu yang disebar bersama uang.

Penerima gulungan kertas itu bisa menukarkannya dengan hadiah yang sesuai tulisan di dalamnya. Selain itu, ada juga warga yang melepas ayam untuk diperebutkan dalam acara tersebut.

Tradisi ini juga sering digelar di Semarang untuk selamatan bayi. Biasanya acara ini digelar ketika bayi sudah bisa tengkurap dan mulai merangkak.

Dalam acara ini bayi akan diletakkan di dalam kurungan berisi tangga dari tebu. Bayi itu nantinya akan dibimbing neneknya untuk menaiki tangga. Setelah itu sang nenek akan menyebarkan uang bersama beras kuning kepada tetangga.

Baca Juga:  Komisi B DPRD Jateng Ajak Masyarakat untuk Kelola Sampah jadi Potensi Ekonomi Baru, Salah Satunya dengan Cara Ini

Lalu di Gresik, Jawa Timur, tradisi udik-udikan dilakukan bersamaan dengan tradisi sedekah bumi sebagai wujud syukur atas hasil panen yang melimpah. Biasanya sedekah bumi dilakukan pada pagi hari dengan serangkaian proses yang ditutup dengan udik-udikan.

Demikian pembahasan mengenai tradisi udik-udikan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan masih tetap dilestarikan hingga saat ini. Semoga bermanfaat.