Keunikan Omah Lawang Sanga di Pekalongan,Memiliki Gaya Arsitektur Lintas Budaya Jawa, Arab, Eropa dan Tiongkok

Omah Lawang Sanga di Pekalongan
Omah Lawang Sanga di Pekalongan

Pekalongan, diswaypekalongan.id –Bagi warga Pekalongan pastinya sudah tidak asing lagi dengan bangunan Omah Lawang Sanga atau bisa diartikan dengan rumah sembilan pintu. Berdirinya bangunan ini ternyata sudah ada sejak abad ke 19.

Disebut sebagai Omah Lawang Sanga karena memang rumah ini memiliki sembilan pintu, antara lain tiga di bagian depan, tiga pintu di bagian tengah, dua di tengah sisi kanan dan kiri, satu pintu di bagian belakang rumah.

Omah Lawang Sanga khas Pekalongan ini memiliki gaya arsitektur lintas budaya antaranya Budaya Jawa, Arab, Eropa dan Tiongkok. Karena bentuknya yang unik ini membuat bangunan ini sering kali dijadikan spot foto para wisatawan.

Nah untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai Omah Lawang Sanga. Simak artikel ini hingga selesai.

Memiliki Filosofi yang Tinggi

Omah Lawang Sanga di Pekalongan ini tidak hanyalah sekedar bangunan semata saja melainkan memiliki filosofi yang tinggi. Jumlah sembilan pintu tersebut dikaitkan dengan sembilan lubang tubuh manusia, melambangkan bahwa setiap bagian tubuh memiliki peran penting dalam kehidupan.

Omah Lawang Songo, seolah ingin memberikan isyarat bahwa rumah adalah seonggok tubuh, dan ketika manusia hidup di dunia harus mengenal kata berkesinambungan, seperti fungsinya Omah Lawang Songo bukan hanya sebagai rumah tinggal, tetapi juga tempat untuk pembuatan batik, dan tempat pagelaran kesenian.

Memiliki Gaya Arsitektur Lintas Budaya

Seperti yang sudah dijelaskan di atas Omah Lawang Sanga ini memiliki gaya arsitektur lintas budaya antaranya Budaya Jawa, Arab, Eropa dan Tiongkok. Rumah ini merupakan rumah yang dibangun oleh Juragan Batik pada masa penjajahan.

Tujuannya untuk mempertahankan harga diri sebagai pribumi dan mensejajarkan kedudukan dengan mereka bangsa-bangsa lain. Ketika para bangsa Eropa mendirikan bangunan yang besar, warga pribumi juga bisa mendirikannya dengan konsep yang sangat khas.

Baca Juga:  Resto & Cafe Surga Rasa di Batang, Tawarkan Suasana Nyaman dengan banyak Spot

Omah Lawang Sanga khas Pekalongan ini berkembang pada abad ke 19 dan masih tetap dilestarikan hingga saat ini.

Bagian dalam Omah Lawang Sanga terdiri atas ruang tamu (batur), ruang tengah/ruang keluarga, dan ruang kamar.

Sementara bagian belakang terdiri atas dapur (pawon), sumur dan tempat cuci, kamar mandi, dan pranggok (bengkel produksi batik).

Sedangkan bagian samping, terdiri atas lahan terbuka untuk mepe (menjemur) kain batik di sisi kiri dan kebun di sisi kanan.

Kampung Batik Kauman dan Lokasi Omah Lawang Sanga

Tren eksplorasi gang-gang estetik dengan berjalan kaki sedang populer di kalangan milenial dan Gen Z. Di Pekalongan, Kampung Batik Kauman adalah salah satu kawasan yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan.

Kampung Batik Kauman ini berada di pusat kota dan berdekatan dengan Alun-Alun dan Masjid Jami’ yang berdiri sejak tahun 1852.

Kampung Kauman adalah pusat pengrajin batik, tempat masyarakat bisa mendatangi industri batik untuk edukasi. Selain mengenal industri batik, menyusuri kampung ini seperti sedang menembus lorong waktu. Di mana masih banyak dijumpai bangunan-banguinan tempo dulu yang sangat artistik.

Bukan hanya artistik, tetapi bangunan ini juga sarat akan makna filosofi yang bernama Omah Lawang Songo (Rumah sembilan pintu).

Arti Penamaan Omah Lawang Sanga

Seperti kita tahu penamaan Omah Lawang Sanga karena memang rumah ini mempunyai 9 pintu. Rumah ini sering juga disebut sebagai Omah Kaji, hal ini dikarenakan rata-rata pemilik dan penghuninya adalah para juragan batik yang sudah berhaji.

Demikian pembahasan mengenai keunikan Omah Lawang Sanga di Pekalongan. Semoga bermanfaat.