Slawi, diswaypekalongan.id – Desa Balapulang merupakan salah satu desa cukup maju yang berada di Kabupaten Tegal. Asal usul Desa Balapulang tentunya memiliki sejarah panjang di masa lalu.
Wilayah ini sebagian besar terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 109 meter di atas permukaan air laut. Sebagian di wilayah tenggara merupakan perbukitan hingga ketinggian tertinggi pada 660 mdpl di bukit perbatasan Desa Kalibakung, Bukateja dengan Kecamatan Bumijawa.
Lalu bagaimana asal usul Desa Balapulang yang ada di Kabupaten Tegal ini? Untuk mengetahui lebih jelasnya simak artikel ini hingga selesai.
Berikut ini penjelasan selengkapnya asal usul Desa Balapulang yang dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Tegal.
Asal Usul Desa Balapulang
Balapulang sendiri berasal dari dua kata yaitu Bala (batir/rombongan/sekelompok orang), sedangkan Pulang (balik/meninggalkan suatu tempat).
Melansir dari kuliahtantan, pada zaman penjajahan sekelompok orang yang akan perang sedang melakukan perjalanan dan melewati daerah tersebut.
Akan tetapi karena terdapat suatu hal yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan lagi, akhirnya Mereka memutuskan untuk kembali ke tempat semula dan tidak jadi melanjutkan perjalanan-Nya.
Namun, ketika mereka akan kembali, salah satu seorang prajurit mengajukan usul yakni memberikan nama pada daerah ini.
Jadi, apabila suatu saat nanti mereka melanjutkan perjalanan kembali, mereka dapat mengetahui dan tidak sulit untuk menyebutkan nama daerah tersebut.
Akhirnya, mereka pun sepakat untuk memberikan nama desa tersebut sebagai ‘Desa Balapulang’. Sebab, mereka merupakan sejumlah orang atau rombongan (Bala) yang pergi kembali (Pulang).
Tidak hanya itu, melansir dari Jurnal Repository.bsi.ac.id, Balapulang dapat diartikan sebagai suatu tempat persinggahan sekelompok pasukan yang pulang kembali atau berbalik ke tempat semula (sebelumnya) setelah datang dari perjalanan.
Namun, karena kondisi yang mendesak pada saat itu, masyarakat setempat memberikan nama desa tersebut sebagai ‘Balapulang’ Menurut sejarah-Nya, pada zaman dahulu Desa Balapulang masih menjadi satu desa.
Jadi, tidak seperti sekarang yang terdapat Desa Balapulang Wetan dan Desa Balapulang Kulon.
Dahulu kala, Desa Balapulang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama ‘Kerta Tangwin’ dengan wilayah Balapulang yang sangat luas dan rakyatnya sudah semakin banyak mengakibatkan Kepala Desa tersebut mengalami kesulitan dalam memimpin rakyatnya.
Pada masa pemerintahan Kerta Tangwin tersebut telah terjadi pemekaran wilayah untuk Desa Balapulang yang dibagi menjadi dua yakni Wilayah sebelah timur menjadi Balapulang Wetan. Sedangkan wilayah sebelah barat menjadi Balapulang Kulon.
Kerta Tangwin yang pada saat itu masih menjadi Kepala Desa Balapulang Kulon dan Desa Balapulang Wetan telah memilih Kepala Desa baru yakni ‘Cadi Jaya’.
Beliau bukan penduduk asli desa Balupang, namun merupakan orang perantauan yang sudah lama menetap di Desa Balapulang Wetan.
Pada saat itu, Desa Balapulang Wetan masuk ke dalam kategori desa tertinggal dengan pertumbuhan ekonomi yang konstan dan cenderung stagnan.
Diketahui, wilayahnya sempit namun ditopang oleh sumber daya alam pertanian yang cukup dan mempunyai potensi tenaga kerja yang memadai.
Tidak hanya itu, Desa Balapulang juga merupakan salah satu sentra industri kecil berupa barang-barang mebelair.
Namun, potensi tenaga yang ada belum bisa mengembangkan usaha secara profesional yang dapat lebih meningkatkan kesejahteraan desa apalagi sampai mampu mampu menciptakan lapangan kerja bagi pengembangan desanya.
Para Perajin meubelair tersebut mayoritas tenaga buruh biasa dan hanya mengandalkan upah dari segelintir pengusaha mebelair.
Padahal, apabila meubelair tersebut dikembangkan dengan profesional, Desa Balapulang akan cukup potensial untuk menjadi desa yang lebih maju.
Terlebih, letak Desa tersebut sangat strategis sebab dilalui oleh jalan utama yakni Jalan Raya Tegal–Purwokerto yang memungkinkan akses langsung bagi pengembang Desa Balapulang supaya bisa menjadi desa yang lebih maju dan berkembang lagi.
Jejak Peninggalan Belanda di Desa Balapulang
- Bekas Bioskop Omega yang sekarang berubah menjadi peternakan burung walet
- Bekas Pabrik Gula Balapulang yang sekarang menjadi bangunan terlantar
- Bekas rumah dinas PJKA/PT. Kereta Api Indonesia yang berupa rumah panggung yang kini berubah menjadi rumah tinggal
- Komplek stasiun kereta api Balapulang yang kini kondisinya cukup memprihatinkan
- Bangunan kantor pos dan giro yang kondisinya kurang terawat
Demikian pembahasan mengenai asal usul Desa Balapulang dan jejak peninggalan Belanda di wilayah tersebut. Semoga bermanfaat.






