Pekalongan, diswaypekalongan.id – Secara administratif, Kabupaten Pekalongan memiliki 272 desa yang tersebar di berbagai wilayahnya. Salah satunya adalah Desa Blacanan. Desa Blacanan adalah desa di Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Desa Blacanan di Pekalongan konon sudah ada sekitar 1522-1527 M. Jadi awal mula berdirinya desa ini ada sebuah padepokan yang dibangun Syekh Abdul Amir Maghribi saat berdakwah keliling tanah Jawa.
Untuk saat ini padepokan Blacanan terbagi menjadi dua yaitu nama desa di sebelah timur dengan Depok dan di sebelah barat dengan nama Blacanan.
Berikut ini penjelasan selengkapnya bagaimana sejarah awal mula berdirinya Desa Blacanan di Pekalongan. Simak artikel ini hingga selesai.
Sejarah Desa Blacanan
Sejarah Desa Blacanan adalah diawali dengan suatu kejadian atau peristiwa di masa lampau. Pada penyerbuan Fatahillah ke Sunda kelapa 1522-1527 Masehi,saat itu terjadi pula perpindahan ribuan pasukan Demak Bintoro menuju Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
Syaikh Abdul Malik Amir Maghribi dan putranya yang bernama Husain menyertai Fatahillah berjihad ke Sunda Kelapa, dari jihad fi sabilillah Syaikh Abdul Malik Amir Maghribi kemudian melakukan dakwah berkeliling tanah jawa dan membangun Padepokan Blacanan di daerah Pekalongan seperti ayahnya yang juga seorang penasehat di Padepokan Trengguli Wonosalam Demak.
Beliau bersama Syaikh Hasan Tohir merupakan salah seorang ulama yang hidup pada masa Kerajaan Demak. Beliau bermukim di Demak, lokasi tepatnya sekarang adalah di Desa Trengguli, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Semasa hidupnya beliau bersama kyai dan tokoh agama Islam lainya bermukim di tempat yang digunakan untuk mendidik para calon kyai yang akan diterjunkan di sejumlah daerah.
Pada saat itu terdapat sembilan guru ahli agama yang menguasai berbagai ilmu, seperti ahli nahwu, ahli ilmu kanuragan, pengobatan, fiqih, tauhid, tasawuf dan ilmu lainnya.
Kesembilan guru tersebut mendidik para santri dengan tahapan yang detail dan cara yang mudah dipahami.
Para guru tidak hanya mendidik soal agama, cara beribadah yang benar, membiasakan semua langkah dengan dzikir, tetapi juga diberi penguatan tentang kanuragan, pengobatan, dan khususnya ilmu thoriqoh yang mana semua ilmu tersebut sangat bermanfaat untuk syiar Islam.
Para pengasuh dan pendiri padepokan meninggal, serta anggota yang lain banyak meninggalkan padepokan untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Seperti halnya padepokan Blacanan di Pekalongan yang lenyap ditelan waktu.
Kini yang tersisa hanyalah sejarah. Namun tak dipungkiri bahwa hasil perjuangan mereka telah mendukung perjuangan dalam menyebarkan Islam di Indonesia hingga mancanegara.
Untuk saat ini Padepokan Blacanan menjadi nama desa di sebelah timur dengan nama Depok dan di sebelah barat dengan nama Blacanan.
Dengan bukti kitab-kitab tersebut serta riwayat para sesepuh dan orang-orang tua yang masih mengingatnya di memori mereka.
Lalu menurut warga sekitar mereka sempat melihat ada makam kuno di bawah pohon tanjung sari anom. Maka tak aneh jika di daerah sekitar Padepokan Blacanan di pesisir Pantura Pekalongan- Pemalang bertebaran makam-makam tua para penyebar Islam.
Dimana makamnya ada yang masih terawat dan ada pula yang lenyap karena perubahan alam atau karena tangan jahil manusia.
Mayoritas Mata Pencaharian Desa Blacanan
Dulunya mayoritas mata pencaharian Desa Blacanan di Pekalongan sebagai nelayan. Tetapi untuk saat ini mata pencaharian Desa Blacanan adalah usaha konveksi.
Demikian pembahasan mengenai sejarah awal mula berdirinya Desa Blacanan di Pekalongan. Mohon maaf jika ada kekeliruan.