Kajen  

Melihat Tradisi Gethuk Lindri di Pekalongan Mencapai 350 Meter, Dilakukan Setiap Bulan Syawal

tradisi gethuk lindri terpanjang di Kabupaten Pekalongan
tradisi gethuk lindri terpanjang di Kabupaten Pekalongan

Pekalongan, diswaypekalongan.id – Di Pekalongan terdapat banyak tradisi yang dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Salah satunya seperti tradisi gethuk lindri yang memiliki panjang mencapai 350 meter. 


Tradisi gethuk lindri dilakukan oleh masyarakat Desa Amokembang, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan setiap tahunnya dan selalu meriah dihadiri ratusan masyarakat. 


Selain didatangi ratusan masyarakat, tradisi gethuk lindri juga dihadiri Bupati Pekalongan yang ikut mencicipi gethuk lindri terpanjang hingga ratusan meter. 


Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai tradisi gethuk lindri yang dilakukan masyarakat Desa Amokembang, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Simak artikel ini hingga selesai. 


Apa Itu Gethuk Lindri? 


Seperti kita ketahui gethuk lindri yaitu jajanan tradisional yang berbahan dasar singkong, gula pasir dan kelapa parut. Gethuk lindri merupakan makanan khas Magelang, Jawa Tengah tapi untuk saat ini menyebar hingga ke daerah Pekalongan. 


Gethuk lindri memiliki cita rasa manis, gurih dan memiliki tekstur yang lembut. Jajanan ini masih banyak disukai oleh semua kalangan. 


Sebelum dilakukan tradisi, masyarakat desa bergotong royong membuat gethuk lindri secara bersama-sama dan membutuhkan waktu hingga 48 jam lamanya. 


Prosesi Tradisi Gethuk Lindri


Proses awal tradisi gethuk lindri sebelumnya masyarakat telah menata meja berjejer secara rapi. Kemudian gethuk lindri diletakkan di atasnya secara memanjang. 


Kemudian didoakan oleh toko agama setempat dan gethuk lindri langsung direbutkan warga secara gratis. 


Biasanya acara tradisi ini dimulai pukul 08.00 pagi, tapi masyarakat telah ramai berkumpul di jam 07.00 pagi. Namun tidak bisa ditentukan jam berapa selesainya, tapi jika datang lebih awal maka lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan getuk lindri secara gratis.

Baca Juga:  Demo Pemecatan di Balai Desa, Masalah Penyalahgunaan Jabatan dan Aset Dana Desa Randumuktiwaren Pekalongan


Tujuan Tradisi Gethuk Lindri


Tujuan diadakan tradisi gethuk lindri untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan memelihara kearifan lokal. Nilai-nilai seperti gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur juga tercermin dalam tradisi ini.


Dipilihnya gethuk lindri di dalam tradisi ini diharapkan masyarakat untuk ikut peduli dapat ketahanan pangan dengan memanfaatkan singkong sebagai pengganti beras. 


Pesan dari tradisi gethuk lindri tersebut adalah menjaga dan melestarikan tradisi sebagai bagian dari budaya, meningkatkan persatuan antarwarga. 


Selain itu mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan toleransi dalam merayakan tradisi syawalan gethuk lindri.


Makna Tradisi Gethuk Lindri


Selain mempererat tali silaturahmi antar warga, tradisi gethuk lindri memiliki makna simbolisme. Tradisi gethuk lindri di Desa Amokembang, Kecamatan Kedungwuni adalah sebagai bentuk syukur atas berkah yang diberikan selama bulan Ramadhan. 


Sejarah Tradisi Gethuk Lindri


Awal mula adanya tradisi gethuk lindri terpanjang di Desa Amokembang ini dari tahun 2012 dan masih terus dilestarikan hingga saat ini. 


Ide awal tradisi syawalan dengan membuat gethuk lindri terpanjang itu dirintis oleh para pemuda di Desa Amokembang, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. 


Cara Membuat Gethuk Lindri Terpanjang


Membuat gethuk Lindri terpanjang dilakukan secara gotong royong. Gethuk lindri terpanuang itu menghabiskan singkong sekitar 1,5 ton atau 1.500 kg, 400 butir kelapa, 80 kg gula jawa, dan 20 kg gula pasir.


Untuk proses pembuatan gethuk lindri di lingkungan pondok miftakhul ulum dan proses pembuatan gethuk lindri dimulai siang hari sekitar jam 13.00 wib, setiap warga mempunyai tugas masing-masing.


Demikian pembahasan mengenai tradisi gethuk lindri terpanjang di Pekalongan. Semoga bermanfaat.