Slawi  

Mitos Brug Abang di Tegal,Konon Pasangan Pengantin yang Menginjakkan Kaki di Jembatan Akan Mengalami Kegagalan

Mitos Brug Abang di Desa Pesayangan, Kecamatan Talang
Mitos Brug Abang di Desa Pesayangan, Kecamatan Talang

Slawi, diswaypekalongan.id – Brug Abang yang berlokasi di Desa Pesayangan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal ini menyimpan sejarah kelam di masa lalu dan terdapat beberapa macam mitos yang beredar di tengah lingkungan masyarakat. 


Mitos Brug Abang yang sering terdengar yaitu jika ada pasangan pengantin yang menginjakkan kaki di jembatan itu akan mengalami kegagalan dalam pernikahan mereka. 


Selain itu ada juga mitos Brug Abang yakni menggendong pengantin dan membuang ayam hidup yang dilakukan oleh rombongan pengantin. Tradisi ini dilakukan konon katanya sebagai tolak bala. 


Berikut ini penjelasan selengkapnya tentang mitos Brug Abang dan cerita sejarah kelam dalam peristiwa revolusi kutil. Simak artikel hingga ini selesai. 


Mitos Brug Abang


Menurut masyarakat sekitar percaya bahwa apabila terdapat pasangan pengantin yang menginjakkan kaki di jembatan itu akan mengalami kegagalan dalam pernikahan mereka. 


Oleh karena itu, begitu sampai di jembatan. Biasanya pasangan pengantin digendong oleh salah satu anggota keluarga supaya kaki mereka tidak menginjak jembatan.


Saat iring-iringan pasangan pengantin melewati Brug Abang ,mereka dilarang untuk berjalan kaki atau kendaraan. Pasangan pengantin tersebut harus dibopong oleh kedua belah pihak keluarga pasangan pengantin. Untuk membopong pengantin dari ujung sampai batas jembatan. 


Selain mitos menggendong pengantin melewati jembatan, rombongan pengantin juga diwajibkan membawa sepasang ayam atau bebek untuk dibuang ke sungai di bawah jembatan. 


Ayam yang dibuang ke sungai konon dipercaya sebagai tolak bala supaya pasangan pengantin ini akan mendapatkan keselamatan. 


Namun seiring berkembangnya zaman, kini ayam atau bebek yang dibuang ke sungai diperebutkan oleh anak-anak yang sudah menunggu di bawah jembatan. 


Awalnya tradisi ini tujuannya sebagai tolak bala tapi sekarang berubah menjadi sedekah. 

Baca Juga:  Sejarah Nama Desa Kalimati di Kabupaten Tegal, Dulunya Terdapat Sungai yang Sangat Lebar, Panjang dan Dalam


Sejarah Kelam Brug Abang


Tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, pernah terjadi pemberontakan yang dinamai Gerakan Tiga Daerah atau Revolusi Kutil.


Pemberontakan ini didasari oleh rasa kecewa terhadap pangreh desa yang dianggap sebagai antek penjajah karena dipercaya untuk menjabat setelah Kemerdekaan RI.


Peristiwa ini terjadi di sepanjang Jalan Raya Pesayangan – Talang. Ceceran amis darah menyebar sepanjang jalan dari Brug Abang hingga Bendungan Ekoproyo Pesayangan.


Kutil atau yang memiliki nama asli Sakhyani memulai operasi gerakannya dari sekitaran Kecamatan Talang kemudian meluas hingga di daerah Tegal dan sekitarnya.


Kisah kutil melegenda di daerah Tegal. Saat kecil, dia sempat bersekolah sampai kelas dua Sekolah Rakyat. Kutil bekerja sebagai tukang cukur dan menjadi ketua dari Persatuan Tukang Gunting Republik Indonesia (PERTUGRI) pada masa itu.


Pemimpin gerakan Peristiwa Tiga Daerah itu asalnya warga Desa Taman, Kabupaten Pemalang. Nama asli yang tercatat di Kartu Tanda Penduduk, yaitu Sakyani. Julukan atau sebutan Kutil karena di wajahnya terdapat bintik-bintik  hitam.


Menurut saksi mata peristiwa ini Bapak Soeparno Suwarno, mengatakan dirinya menyaksikan peristiwa berdarah itu bersama kakaknya.

Katanya sebelum peristiwa itu terjadi ada pengumuman yang diumumkan jam 12 siang, kemudian pada jam 1 siang mulailah penjemputan paksa orang-orang Belanda di rumah mereka masing-masing, yang kemudian mereka digiring ke lokasi Brug Abang Pesayangan. 


Pada jam 2 siang, peristiwa berdarah sudah mulai dilaksanakan, kelompok kutil mengeksekusi orang-orang Belanda satu demi satu.

Semua golongan dari tua sampai muda bahkan anak-anak tidak luput dari eksekusi yang dilakukan kelompok kutil.


Beliau juga mengatakan apabila eksekusi sudah dilaksanakan satu persatu, masyarakat harus bersorak gembira. 

Baca Juga:  Hemat di Kantong! 5 Tempat Wisata Gratis di Tegal, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun Menyenangkan


Setelah eksekusi, darah korban mengalir deras ke sungai dan mengubah warna airnya menjadi merah.  Warna merah ini memberi Jembatan Brug Abang namanya, menyiratkan jejak darah yang melibatkan tiga daerah.


Itulah dia beberapa mitos Brug Abang dan sejarah kelam di masa lalu yang sangat tragis. Semoga bermanfaat.