Brebes  

Melihat Sejarah Desa Salem di Brebes, Konon Ada Kaitannya dengan Perang Bubat Zaman Majapahit

sejarah Desa Salem di Brebes
sejarah Desa Salem di Brebes

Brebes, diswaypekalongan.id – Salem merupakan desa sekaligus kecamatan di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Semua penduduk Kecamatan Salem ini dalam percakapan setiap harinya menggunakan bahasa sunda dari sejak zaman dahulu hingga sekarang. 


Berdirinya Desa Salem di Brebes menarik untuk kita bahas dan memiliki sejarah panjang di masa lalu. Konon ada kaitannya dengan perang bubat zaman kerajaan Majapahit. 


Pada masa lampau Desa Salem di Brebes termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Pajajaran. Dan konon wilayahnya itu ada kaitannya dengan kejadian perang bubat. 


Perang bubat adalah perang antara Kerajaan Sunda dan Majapahit yang terjadi pada abad ke 14 Masehi. 


Berikut ini sejarah awal mula berdirinya Desa Salem di Brebes. Simak artikel ini hingga selesai. 


Sejarah Desa Salem di Brebes


Penduduk Desa Salem ada kaitannya dengan kejadian perang bubat pada zaman Kerajaan Majapahit. Setelah perang bubat, ternyata tidak seluruh punggawa Pajajaran mati terbunuh dan kembali ke Jawa Barat. 


Prajurit yang selamat ada yang menetap di wilayah Kecamatan Salem, dan hal ini sebagian dapat dilihat di situs Gunung Sagara (lautan).


Pada abad ke-19, ditemukan naskah lontar tua di situs Gunung Sagara yang menggunakan bahasa Sunda kuno.


Naskah ini dibawa oleh bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia.


Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal, yaitu Sekawa Darma dari Kabuyutan Ciburuy, Garut dan Carita Ratu Pakuan yang menyebutkan sendiri bahwa isi naskahnya berasal dari bertapa Gunung Kumbang (1218). 


Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewa sasana, kabuyutan, dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda.

Baca Juga:  Ternyata Ini Asal Usul Desa Karangsembung Kecamatan Losari Brebes, Berawal Daerah Cilutung dan Cihoe


Mungkin di sini termasuk juga Gunung Sagara, di mana gunung tersebut terletak di lereng selatan Gunung Kumbang.


Pernah Dijadikan Kawedanan


Wilayah Salem merupakan kecamatan terpencil, tetapi sempat ditetapkan menjadi sebuah kawedanan pada masa penjajahan Belanda. Penetapan ini diperkirakan karena wilayahnya strategis. 


Pada era awal perang kemerdekaan, Salem Juga menjadi pusat pertahanan atau tempat mengungsi Bupati Brebes pro Republik. 


Waktu itu bupati kembar, yang pro Belanda disebut bupati Recomba berkantor di Brebes (Gandasuli), sementara bupati RI berkantor di desa Bentarsari, Kecamatan Salem.


Mengingat daerahnya yang strategis, setelah perang kemerdekaan usai, daerah ini juga pernah menjadi daerah basis pemberontak DI/TII pimpinan Amir Fatah tahun 1960-an.


Hal itu erat kaitannya dengan keberadaan pasukan Tentara Nasional Indonesia atau TNI yang pernah bertugas di daerah Salem. 


Kondisi Geografis Desa Salem


Dikutip dari lamanya Wikipedia,Salem merupakan desa dan sekaligus kecamatan yang berada di Kabupaten Brebes. 


Kecamatan ini merupakan daerah yang dikelilingi pegunungan dengan ketinggian antara 400-900 mdpl dengan suhu udara berkisar 16-22 °C. 


Kecamatan ini umumnya memiliki topografi berupa pegunungan dan perbukitan dengan sebuah lembah dan dataran rendah yang luas di bagian tengah sehingga mirip seperti mangkuk.

Di sebelah utara terdapat Pegunungan Lio Kumbang yang memanjang dari batas Jawa Barat ke timur dibatasi aliran Sungai Pemali dengan sejumlah puncaknya seperti Gunung Pojoktiga, Gunung Lio, Gunung Kumbang, Gunung Sagara dan lainnya.


Sementara itu pada bagian selatan terdapat Perbukitan Baribis Kutabima. Dengan kondisi daerah tersebut wilayahnya merupakan daerah yang masih cukup terisolir.


Demikian pembahasan mengenai sejarah dari Desa Salem di Brebes. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kekeliruan.