Pekalongan, diswaypekalongan.id – Pastinya kamu sudah tak asing lagi dengan sosok Rudy Hadisuwarno. Ia adalah seorang maestro hairstylist kenamaan di tanah air yang sudah berbakat lebih dari 50 tahun.
Dikutip dari laman Instagram@pekalonganinfo, meskipun ia terkenal tapi banyak orang yang tidak tahu kalau sosok Rudy Hadisuwarno ini berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah.
Sosok Rudy Hadisuwarno sebelum di titik kesuksesannya seperti sekarang, ia memulai karirnya selama puluhan tahun dengan perjalanan yang tentunya tidak mudah.
Lalu bagaimana perjalanan karir sosok Rudy Hadisuwarno ini? Berikut ini penjelasan selengkapnya, simak artikel ini hingga selesai.
Memiliki 100 Salon di Indonesia
Dikutip dari laman Instagram@pekalonganinfo, pria kelahiran 1949 ini, memulai perjalanan karirnya dari bawah dan kini telah mengubah wajah industri kecantikan di tanah air. Bahkan ia sukses menciptakan jaringan bisnis 100 salon rambut dan kecantikan yang tersebar luas seluruh Indonesia.
Tidak hanya berbisnis di bidang salon rambut dan kecantikan saja, sosok Rudy Hadisuwarno juga mendirikan lembaga pendidikan di bidang tata rambut dan wajah yang kini tersebar di berbagai daerah.
Perjalanan Karir Rudy Hadisuwarno
Pria yang memiliki julukan sang maestro rambut itu memulai perjalanan karirnya selama puluhan tahun.
Ia juga memulai karir di bidang rambut benar-benar dari 0. Selain itu dia juga berkarir di masa ketika pria dianggap tidak lumrah terjun di bidang tata rambut, yang identik dengan wanita.
“Mulai karier dari bawah sekali, dimulai tahun 1968 saat belum lumrah pria bekerja di bidang tata rias rambut. Tapi saya beranikan diri belajar tata rias rambut, sambil kuliah buka salon di rumah,” ungkap Rudy
Awal mulanya Rudy Hadisuwarno membuka salon di rumahnya dengan niat untuk mendapatkan uang jajan tambahan. Tapi ternyata dari sinilah, salon rumahnya sangat sukses dan menjadi cikal bakal bisnis salon besarnya sekarang.
“Mulanya cari uang tambahan saja untuk kuliah, tapi di tahun ketiga, eh salon di rumah maju sekali. Saya putuskan stop kuliah sementara untuk konsentrasi ke karier,” ujarnya.
Merasakan Jatuh Bangun
Perjalanan karir sangat maestro dunia tata rambut di tanah air ini tidak selalu mulus dan ia merasakan jatuh bangun saat membangun brand Rudy Hadisuwarno Salon.
Ia menceritakan salah satu tantangan yang berat sebagai pengusaha salon yakni saat situasi krisis moneter melanda Indonesia pada 1998. Kala itu usaha salonnya juga terganggu.
“Salah satu kendala terbesar, krisis moneter 1998 di mana waktu itu kondisi sangat susah. Salon-salon yang awalnya dengan target market kelas A harus terpaksa kita ubah target marketnya di beberapa mall,” kata Rudy.
Menghadapi perekonomian yang saat itu sedang sulit, ia tidak menyerah begitu saja. Rudy langsung memutar otak bagaimana usaha salonnya ini dengan banyak karyawan tetap harus berjalan.
Kemudian ia memutuskan untuk menurunkan level target marketnya dan sekaligus menurunkan harga di bawahnya.
“Di beberapa mall saya ubah jadi salon yang lebih murah dengan label Salon Rudy by Rudy Hadisuwarno, tapi harganya seperempat dari harga salon Rudy Hadisuwarno. Hal ini sangat berisiko tapi harus dilakukan,” katanya.
Meskipun keputusannya ini sangat beresiko besar, tapi ternyata bisnisnya masih tetap bertahan di era perekonomian sedang krisis-krisisnya.
“Ini berisiko tapi faktanya ini sangat menolong. Pelanggan yang mungkin awalnya tidak mampu jadi bisa mencoba pelayanan ke Salon Rudy yang lebih terjangkau dengan kualitas yang hampir sama,” katanya.
Tapi untuk saat ini bisnis salon milik Rudy Hadisuwarno telah berkembang dan tersebar dari Sabang hingga Merauke dengan jumlah kurang lebih 100 salon.
Perjalanan sosok Rudy Hadisuwarno patut kita inspirasi yang dimana dengan tekat kuat, kesungguhan, pantang menyerah dan cinta terhadap yang kita lakukan tidak ada yang tidak mungkin.