Pekalongan, diswaypekalongan.id – Selain pabrik Limun Oriental di Pekalongan juga ada salah satu pabrik rumahan yang tak kalah legendarisnya lho, yaitu kecap dan tauco Pulau Djawa. Kecap legendaris yang berdiri sejak 1950 an itu masih eksis hingga sekarang.
Kecap dan tauco Pulau Djawa meskipun telah berdiri 74 tahun lamanya tapi bertahan sampai sekarang dengan cita rasa dan aroma yang sama.
Dikutip dari laman Instagram@pekalonganinfo.id, pabrik kecap dan tauco Pulau Djawa didirikan oleh Lim Hwa Njek, seorang pengusaha keturunan Tionghoa.
Pabrik ini berada di Jalan Salak No 77,Sampangan, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan dan kini dikelola Heribertus Handoyo dan istrinya, Yuliana Engelina Inggrijani Arditanojo yang merupakan generasi ketiga pemilik kecap Pulau Djawa.
Masih Eksis hingga Sekarang
Seperti yang dijelaskan sebelumnya pabrik kecap dan tauco Pulau Djawa di Kota Pekalongan ini telah berdiri sejak 1950 an.
Meskipun di tengah serbuan pabrik kecap berskala besar yang menjamur di minimarket dan warung waralaba. Tapi industri rumahan kecap dan tauco Pulau Djawa tetap eksis.
Bahkan di beberapa pelosok warung soto, bakso dan rumah makan di Pekalongan, kecap ini selalu ada. Hal ini menggambarkan selera warga yang tidak bisa tergantikan dari kecap yang disebut beraroma wangi, tidak terlalu manis dan kekentalannya pas.
Kecap dan tauco Pulau Djawa bisa dibilang salah satu saksi jejak perjalanan Kota Pekalongan yang terekam dalam sebotol kecap.
Lebih dari sekedar penyedap masakan, ia merupakan selera kuliner dan pertumbuhan kota batik bersama penghuninya.
Memiliki Aroma Khas
Seperti kita ketahui pembuatan kecap menggunakan bahan dasar kedelai, tapi rupanya kecap khas Kota Pekalongan ini memiliki aroma khas yang tidak dimiliki oleh kecap manapun.
Sehingga menjadi pembeda antara kecap Pulau Djawa dan kecap lainnya yang ada di pasaran.
Diwariskan Secara Turun Temurun
Pabrik rumahan kecap dan tauco Pulau Djawa ini dikelola secara turun temurun dan saat ini sudah generasi ketiga.
Awal mula didirikannya oleh Lim Hwa Njek kemudian diwariskan pada anak tunggalnya Tan Sen Tiong lalu diteruskan oleh Inggrijani bersama Handoyo.
Untuk saat ini pabrik kecap dan tauco Pulau Djawa memproduksi sekitar 200 botol per hari dan beredar di seluruh pasar tradisional di Pekalongan.
Di toko penjualan sekaligus merangkap pabrik itu, Handoyo mempekerjakan delapan orang.
Cocok untuk Dijadikan Oleh-oleh
Kalau ke Kota Pekalongan selain berbelanja batik jangan lupa mampir ke kecap dan tauco Pulau Djawa ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga ataupun saudara di rumah.
Kecap disini memiliki model 2 pengemasan yakni menggunakan botol dan bungkus plastik bening ukuran kecil. Selain kecap disini juga ada tauco yang cocok juga untuk dijadikan oleh-oleh.
Tauco adalah olahan dari fermentasi kedelai yang memiliki warna coklat atau kekuning-kuningan dan mempunyai rasa serta aroma khas.
Biasanya tauco ini digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.
Untuk produk tauco disini dikemas menggunakan plastik dan ditempatkan di dalam wadah besek. Tentunya ini memudahkan pembeli karena lebih praktis.
Demikian pembahasan mengenai pabrik kecap dan tauco Pulau Djawa di Kota Pekalongan.
Jika kamu sedang liburan ke Kota batik ini selain berburu oleh-oleh batik jangan lupa mampir ke toko kecap dan tauco Pulau Djawa. Semoga bermanfaat.






