Wisata  

Melihat Sejarah Bendungan Kedungdowo Kramat di Batang, Wisata Gratis yang Selalu Ramai Pengunjung

sejarah Bendungan Kedungdowo Kramat di Batang
sejarah Bendungan Kedungdowo Kramat di Batang

Batang, diswaypekalongan.id – Bagi warga Batang pastinya sudah tidak asing lagi dengan Bendungan Kedungdowo Kramat. Untuk lokasinya ada di Kelurahan Proyonanggan Selatan, Kecamatan Batang. 


Bendungan Kedungdowo Kramat termasuk destinasi wisata gratis yang selalu ramai pengunjung. Pengunjung hanya dikenakan tiket parkir Rp1000 kendaraan motor dan Rp2000 untuk mobil. 


Di Bendungan Kedungdowo Kramat juga terdapat beberapa pedagang yang menjual kuliner seperti nasi megono, tahu campur dan jajanan lainnya.

Selain menikmati kuliner yang enak, pengunjung disini juga menikmati suasana alam sejuk dan suara gemericik air yang bikin rileks. 


Ngomongin Bendungan Kedungdowo Kramat tahukah kamu? Ternyata memiliki sejarah panjang di masa lalu. Penasaran bagaimana ceritanya? Simak artikel ini hingga selesai. 


Sejarah Bendungan Kedungdowo Kramat


Bendungan Kedungdowo Kramat diresmikan pada 20 Agustus 1986,oleh Menteri Pekerjaan Umum Ir. Suyono Sosodarsono ini mampu mengaliri beberapa persawahan di Batang. 


Konon katanya sejarah Bendungan Kedungdowo Kramat ada kaitannya dengan asal usul Kabupaten Batang. 


Konon pada waktu Kerajaan Mataram sedang mengusahakan kecukupan pangan (beras) untuk prajurit-prajurit yang akan mengadakan penyerangan ke Batavia untuk melawan kompeni, Bahurekso ditugaskan untuk membuka areal persawahan dengan menebang pohon-pohon di hutan alas roban. 


Hambatan sangat banyak, banyak pekerja yang mati dalam membuka hutan alas roban karena diganggu oleh pengikut alam kegelapan berupa siluman-siluman yang dipimpin oleh Dadungawuk. 


Namun, berkat kesaktian Bahurekso, Dadungawuk dapat dikalahkan. Dadungawuk dan pengikutnya tidak akan mengganggu Bahurekso dan anak buahnya dengan persyaratan bahwa mereka dibagi hasil panen dari tanah tersebut.


Setelah pekerjaan membuka areal persawahan di Alas Roban selesai, tugas selanjutnya adalah mengusahakan perairan untuk area sawah tersebut. 


Untuk ini, Bahurekso membuat bendungan untuk menampung air dari Kali Kramat. Bendungan yang telah selesai dibuat ini pun diusik oleh raja siluman Uling yang bernama Kolo Dribikso. 

Baca Juga:  Kulineran Lontong Lemprak Khas Batang, Ini Resep Bahan-bahan hingga Cara Pembuatannya


Mengetahui pekerjaannya diganggu oleh siluman, Bahurekso pun turun tangan dan menyerang seluruh anak buah raja Uling yang bermarkas di kedung Kali Kramat.


Kedung adalah bagian dari sungai yang tanahnya turun ke bawah, sehingga lebih dalam dari sungainya. Korban berjatuhan di pihak raja Uling, darah menyembur sampai menyebabkan air kedung menjadi merah tua


Oleh karena itu, kedung tersebut dinamai sebagai Kedung Sigowok.


Raja Uling marah melihat anak buahnya dikalahkan dan membalas dengan menyerang Bahurekso menggunakan pedang sakti Swedang. Karena kesaktian pedang itu, Bahurekso dapat dikalahkan.


Atas nasehat ayahanda dari Bahurekso, siasat pun dijalankan untuk mengalahkan raja Uling. Bahurekso merayu adik raja Uling yang bernama Dribusowati untuk mendapatkan pedang sakti Swedang. 


Rayuan berhasil dan Dribusowati setuju untuk mengambilkan pedang sakti kakaknya itu untuk diserahkan kepada Bahurekso. Dengan pedang sakti itu, dengan mudah raja Uling dikalahkan. 


Dengan demikian, tidak ada lagi siluman yang merusak bendungan tersebut.

Satu masalah lagi yang harus dipecahkan agar bendungan itu dapat mengalirkan air ke areal persawahan karena nampaknya, air bendungan tidak mengalir lancar untuk melakukan tugasnya.

Ternyata, ditemukan satu batang kayu yang melintang menghalangi aliran air. Berpuluh-puluh orang berusaha mengangkat batang kayu tersebut namun tidak berhasil. 


Kemudian Bahurekso pun menggunakan kesaktiannya untuk mengangkat/mengambil batang kayu tersebut dengan sekali angkat. 


Begitulah dalam sebuah kisah tentang asal usul nama Batang yang berkaitan dengan kejadian di sungai Kramat sebelum di bangun bendungan seperti yang sekarang ini.


Namun menurut cerita dari salah satu sesepuh warga Kramat Pulo,Proyonanggan Selatan ,bahwa menurutnya tempat yang dulu akan dibuat bendungan bukan di tempat yang sekarang,tapi tempatnya di sungai dekat kampung Kramat Pulo (dari bendungan masih ke utara lagi ).

Baca Juga:  Pilihan 3 Rekomendasi Camping Ground Pekalongan, Berikan Suasana dengan Pepohonan Rindang


Demikian pembahasan mengenai sejarah dari Bendungan Kedungdowo Kramat yang ada di Batang. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan.