Batang, diswaypekalongan.id – Kalau mendengar hari Jumat Kliwon pastinya langsung terbenak dengan hal-hal mistis. Tapi berbeda dengan masyarakat Batang yang sangat menanti tradisi Jumat Kliwonan sebagai hari gembira dan selalu meriah.
Tradisi Jumat Kliwonan digelar di pasar Malam di Alun-alun Kota Batang yang dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun antar kota. Di pasar malam tersebut terdapat berbagai macam wahana permainan, kuliner, tanaman dan barang.
Tradisi Jumat Kliwonan ternyata sudah ada sejak zaman dahulu dan dilakukan secara turun temurun hingga saat ini. Dikutip dari Tradisi Kliwonan berkaitan dengan cerita rakyat yang berkembang di Kabupaten Batang.
Berikut ini informasi lebih lengkap mengenai tradisi Jumat Kliwonan. Tujuan dan awal mula diadakannya, simak artikel ini hingga selesai.
Kenapa Dilaksanakan Setiap Malam Jumat Kliwon?
Dikutip dari jatengprov.go.id, mengapa dilaksanakannya tradisi Jumat Kliwonan yaitu karena pada hari tersebut Bahurekso melakukan tapa (bertapa) untuk mendapatkan kekuatan, sehingga para keturunannya mempercayai bahwa hari tersebut merupakan hari yang keramat.
Dahulu Bahurekso sering bertapa di sungai Lojahan atau sungai kramat.
Tak hanya itu saja, terdapat kebiasaan di Makam Sunan Sendang atau Sayid Nur, yaitu setiap malam Jumat Kliwon selalu berziarah ke makam tersebut. Kebiasaan ini ditiru oleh masyarakat Batang untuk berziarah ke makam.
Tujuan Tradisi Jumat Kliwonan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya tradisi Jumat Kliwonan sudah ada sejak zaman dahulu dan dilakukan secara turun temurun hingga saat ini. Awal mula diadakannya tradisi ini bertujuan untuk mengenang jasa leluhur dan nenek moyang Batang.
Namun seiring berjalannya waktu, tradisi Jumat Kliwonan mengalami beberapa perubahan yang signifikan dari bentuk dan fungsi yang sesungguhnya.
Untuk saat ini, tradisi Jumat Kliwonan berganti fungsi menjadi sebuah pasar malam yang biasa masyarakat Batang menyebutnya Pasar Kliwonan.
Pasar Kliwonan menjajakan berbagai macam makanan, wahana permainan, barang dan lain sebagainya. Tentu diadakannya pasar ini turut membantu perekonomian para UMKM.
Ngalap Berkah
Di dalam tradisi Jumat Kliwonan masyarakat Batang juga melakukan sebuah tradisi ngalap berkah (mencari berkah) dalam rangka penyembuhan dan kesehatan untuk anak- anak kecil.
Pada saat proses ritual yang dilakukan berupa gulingan, mandi di Masjid Agung Batang dan membuang pakaian bekas pakai saat pelaksanaan gulingan yang dipercaya untuk membuang sial, kemudian membagikan uang dan makanan jajanan khas pasar.
Air yang digunakan untuk mandi tersebut terletak di tempat wudhu Masjid Agung Batang sebelah selatan. Konon katanya, air tersebut berasal dari mata air yang terdapat di dekat Makam Sunan Sendang yang dibawa Raden Joko Cilik ke Batang.
Selain itu air tersebut juga dipercaya dapat menyembuhkan dan menangkal segala jenis penyakit.
Setelah anak-anak dimandikan, si anak diberi pakaian baru dan diajak kembali ke Alun-alun Batang untuk melakukan ritual sawuran. Ritual sawuran adalah melempar sejumlah uang di Alun-alun Batang sebagai ungkapan rasa syukur.
Namun sayangnya seiring berjalannya waktu, ritual tersebut sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Batang saat Jumat Kliwon.
Waktu Pelaksanaan Tradisi Jumat Kliwonan
Tradisi Jumat Kliwonan yang digelar di Alun-alun Batang dilakukan setiap 35 hari sekali atau selapanan dalam perhitungan Jawa, pada malam Jumat Kliwon atau Kamis Wage.
Demikian pembahasan mengenai tradisi Jumat Kliwonan yang dilakukan masyarakat Batang. Semoga bermanfaat.